Ribuan Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Gelap di Patung Kuda
Senin, 17 Februari 2025 | 19:30 WIB

Massa aksi demonstrasi dengan tajuk Indonesia Gelap di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (17/2/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Ribuan Mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa dengan tajuk "Indonesia Gelap" di Patung Kuda, kawasan Monas, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). Aksi tersebut dimulai sejak pukul 14.41 WIB hingga saat ini.
Juru Bicara #Indonesiagelap Tegar Afriansyah mengatakan bahwa pihaknya menyerukan agar pemerintah merevisi beberapa keputusan, di antaranya terkait Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 tahun 2025 karena menetapkan pemangkasan anggaran yang tidak berpihak pada rakyat.
"Itu sebetulnya poin yang kita highlight pada hari ini. Poin-poin lainnya adalah runtutan dari poin pertama, seperti pengesahan UU Minerba dan lainnya," katanya kepada NU Online.
Dalam orasinya, salah satu koordinator aksi mengatakan bahwa pihaknya sudah berdiri sejak siang hingga malam. Namun, pihak pemerintah masih belum membuka komunikasi dengan ribuan mahasiswa itu.
"Kami mencoba membuka dialog, tapi dialognya di luar. Tidak ada yang menemui kita. Jangan sampai di antara kita ada yang masuk ke dalam istana tanpa koordinasi dari teman-teman yang berada di sini," katanya di atas mobil pengeras suara.
Perwakilan BEM-SI lainnya juga menyatakan bahwa kebijakan pemangkasan anggaran di sektor vital seperti kesehatan dan pendidikan menunjukkan ketidakpekaan pemerintah terhadap kebutuhan dasar masyarakat. Mereka menuntut agar pemerintah lebih bijak dalam mengalokasikan anggaran dan memprioritaskan kesejahteraan rakyat di atas kegiatan seremonial yang dinilai kurang urgensinya.
Tak hanya itu, dalam pernyataan sikapnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) juga menuntut pemerintah untuk mencabut pasal dalam RUU Minerba yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang. Hal ini guna menjaga independensi akademik kampus.
Di samping itu, massa aksi juga meminta agar tunjangan kinerja dosen dan tenaga kependidikan dapat dicairkan secara penuh tanpa hambatan birokrasi dan pemotongan yang merugikan.
"Mengevaluasi total program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mengeluarkannya dari anggaran pendidikan. Berhenti membuat kebijakan publik tanpa basis riset ilmiah dan tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat," demikian bunyi tuntutan BEM UI yang termaktub dalam poin keempat dan kelima.
Dalam pantauan NU Online, massa aksi melakukan lemparan botol plastik, bilah kayu, dan sampah ke arah polisi. Pihak kepolisian juga meminta agar massa aksi membubarkan diri karena sudah melebih batas waktu yang disediakan sampai pukul 18.00 WIB.
Saat ini, sebagian besar massa aksi terlihat sudah membubarkan diri. Mahasiswa dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) Azzam mengaku belum diketahui terkait demonstrasi lanjutan, tapi ia mengisyaratkan pada Rabu (19/2/2025) mahasiswa akan berdemo kembali.
"Wah belum tahu, Bang (Kelanjutan demo). Kayaknya Rabu, deh," katanya singkat pada pukul 19.25 di sekitaran Patung Kuda.
Terpopuler
1
KH Bisri Syansuri (1): Nasab dan Sanad Keilmuan
2
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
3
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
4
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
5
Reshuffle Perdana Kabinet Merah Putih: Brian Yuliarto Jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro
6
Ketua LF PBNU: Banyak Masalah Fiqih akan Terganjal Jika Kalender Hijriah Diglobalkan
Terkini
Lihat Semua