Robert Hefner: Tindakan Gus Yahya Tepat, Indonesia Negara Hebat
Rabu, 22 Februari 2023 | 07:30 WIB
Ketua Lakpesdam PBNU Kiai Ulil Abshor Abdalla mewawancarai Prof Robert W Hefner, guru besar Universitas Boston, Amerika Serikat tentang agenda nasional PBNU. (Foto: NU Online/Syakir NF)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menghelat dua acara internasional dalam rangkaian 1 Abad NU. Pertama, PBNU menggelar Forum Religion 20 atau R20 yang diikuti oleh tokoh-tokoh agama dunia, pada November 2022 lalu di Bali dan Yogyakarta. Kedua, PBNU menggelar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I di Surabaya, Jawa Timur pada awal Februari 2023 lalu. Kegiatan ini diikuti oleh ulama-ulama dari berbagai belahan dunia.
Dua kegiatan itu menjadi satu langkah yang sangat tepat diambil oleh KH Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum PBNU. Pasalnya, melalui hal tersebut, Gus Yahya menempatkan Indonesia dalam posisi yang penting di kancah internasional di waktu yang sangat tepat.
Itulah yang diungkapkan Prof Robert W Hefner, guru besar Universitas Boston, Amerika Serikat, saat diwawancarai KH Ulil Abshar Abdalla, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU. Hal ini sebagaimana diakses NU Online dalam video kanal Youtube NU Online pada Selasa (21/2/2023).
“Menurut saya, tindakan Gus Yahya untuk memposisikan Indonesia di dalam beberapa forum internasional itu sangat penting. Menurut saya, brilian sebagai strategi, tetapi tidak hanya strategi untuk main, tetapi sebagai tindakan praktis penting dan sangat tepat waktu,” ujarnya.
“This is the time untuk Indonesia naik ke pentas internasional dan Gus Yahya kemarin itu dia jelas sangat yakin terhadap tepat waktu itu dan melakukan menyelenggarakan tindakan yang menurut saya brilian,” lanjut akademisi kelahiran 70 tahun yang lalu itu.
Apalagi di tengah percaturan global dan multipolaritas dunia ini, Indonesia sudah waktunya untuk tampil sebagai negara perantara yang memiliki peran penting dalam menjembatani dunia bagian utara yang cenderung sekular dan dunia bagian selatan yang tidak (kurang) tersekularisasi. Lebih dari itu, akademisi yang akrab disapa Bob itu menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hebat yang bisa mencairkan bipolarisme dengan sehat.
“Indonesia adalah sebetulnya semacam perantara antara yang dulu disebut global south dan global north karena Indonesia sekarang adalah negara dewasa, negara penting. Dan menurut saya, kalau boleh saya pakai istilah yang saya pakai pada R20 kemarin adalah, Indonesia is a great country. Sudah waktunya naik ke pentas dan memegang peranan sebagai negara perantara antara kedua kubu. Itu yang, menurut saya, semakin polarisasi itu semakin mencair dan diganti dengan sebuah multipolarialisme yang sehat jauh lebih sehat daripada polarisasi kemarin,” jelasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua