Nasional

Saksikan Menjadi Indonesia Bersama Sejarawan Inggris Peter Carey di Youtube NU Online

Kamis, 29 Agustus 2024 | 19:00 WIB

Saksikan Menjadi Indonesia Bersama Sejarawan Inggris Peter Carey di Youtube NU Online

Sejarawan Peter Carey menjadi narasumber kedua program Menjadi Indonesia di Youtube NU Online. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Program Menjadi Indonesia yang diproduksi NU Online memasuki edisi kedua yang akan tayang melalui YouTube NU Online. Sebagaimana edisi pertama bersama Martin van Bruinessen, edisi kedua yang juga dipandu Pemimpin Redaksi NU Online Ivan Aulia Ahsan dengan menghadirkan pakar sejarah.


“Tamu kita ini sudah 40 tahun menghabiskan karier kesejarawanannya untuk meneliti Perang Jawa dan Pangeran Diponegoro,” ungkap Ivan, saat memperkenalkan narasumbernya itu. 


Tamu Menjadi Indonesia edisi kedua tersebut adalah sejarawan asal Inggris, Peter Brian Ramsay Carey. Ia mencurahkan sebagian besar kariernya untuk meneliti sejarah modern Indonesia, khususnya Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa (1825-1830).


Carey telah melakukan penelitian mendalam tentang kehidupan, pemikiran, dan perjuangan Pangeran Diponegoro.

 

Penelitiannya dituangkan dalam beberapa karya tulis yang sangat berpengaruh tentang tokoh legendaris ini, termasuk buku The Power of Prophecy yang merupakan biografi komprehensif tentang Pangeran Diponegoro.


Carey meneliti dan menganalisis berbagai aspek salah satu perang terbesar yang dihadapi Belanda, mulai dari penyebab, jalannya perang, hingga dampaknya terhadap masyarakat Jawa.

 
Pemred NU Online Ivan Aulia Ahsan dan bersama Peter Carey dalam program Menjadi Indonesia yang diinisiasi NU Online. (Foto: NU Online/Suwitno)
 

Karya lain dari Peter Carey adalah Destiny: The Life of Prince Diponegoro of Yogyakarta, 1785-1855. Buku ini memiliki merupakan versi dari The Power of Prophecy. Selain itu, ia juga memiliki berbagai artikel dan buku tentang sejarah Jawa, Timor Timur, dan Myanmar.


Pada tayangan itu, Peter menceritakan perjalanan kariernya sebagai peneliti Pangeran Diponegoro dimulai saat dia untuk pertama kalinya di Yogyakarta, pada Desember 1971.