Nasional

Santri Jadi Lokomotif Dunia Tebarkan Islam Damai

Senin, 15 Januari 2018 | 12:01 WIB

Jember, NU Online
Umat Islam Indonesia dinilai sukses menjaga persatuan bangsa di tengah keanekaragaman agama, suku, budaya dan bahasa. Itu karena Islam diterapkan dengan konsep rahmatal lil'alamin. 

Penilaian tersebut disampaikan oleh Founder Baiturrahman Foundation USA, C. Holland Taylor saat menjadi narasumber seminar internasional bertema "Santri Leadership: Strength and Opportunty" digedung K-Link, Jember, Jawa Timur, Sabtu (13/1).

Menurutnya, peran santri cukup signifikan dalam mengejawantahkan Islam yang damai dan sejuk. 

Dikatakan Taylor, santri adalah agen dalam menyampaikan pesan-pesan damai dari Rasulullah. Sehingga santri menjadi ujung tombak untuk menerapkan  Islam yang "rahmatan lil 'alamin" yang menjadi payung dari berbagai golongan dan tempat berteduh dari beragam suku, agama dan budaya yang ada di Indonesia.

"Islam yang diamalkan oleh Muslimin Indonesia adalah Islam yang istimewa karena berhasil menjaga persatuan Indonesia yang penuh keanekaragaman agama, suku, budaya, bahasa. Inilah wujud nyata Islam yang rahmatan lil'alamin itu," ujarnya di hadapan 500-an alumni Annuqayah.

Bisa dimaklumi jika Taylor menyebut Islam yang diamalkan Indonesia adalah istimewa mengingat Indonesia adalah negara besar dengan aneka perbedaan tetek bengek budaya dan kepercayaan yang besar pula. Faktanya, perbedaan tersebut mampu dikekola dengan baik oleh Muslimin Indonesia, sehingga tidak terjadi gejolak signifikan yang mengarah pada perpecahan bangsa.

Dengan perkembangan realitas dunia dewasa ini, Taylor menegaskan bahwa pemimpin Muslim yang memegang teguh dan menebarkan Islam Nusantara, Islam yang damai akan mampu menjadi lokomotif dunia untuk mewujudkan tatanan yang lebih baik. Dan di situlah peran santri, dinantikan.

"Santri itu seharusnya menjadi agen agar Islam bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam," ungkapnya dalam bahasa Indonesia yang fasih.

Seminar yang diseleggarakan oleh Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Se-eks Keresidenan Besuki tersebut, juga diisi oleh beberapa nara sumber yaitu pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Latee, KH Abdul A`la Basyir, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Katib Syuriah PBNU, KH Miftah Faqih. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)