Sarbumusi Soroti Pungli yang Jadi Penghambat Investasi di Indonesia
Senin, 10 Februari 2025 | 18:00 WIB
Jakarta, NU Online
Presiden Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Irham Ali Saifuddin menyoroti fenomena maraknya pungutan liar (pungli) yang terjadi dalam ekonomi produksi di Indonesia.
Ia menilai pungli ini menjadi penghambat investasi dan membuat ekonomi produksi di Indonesia berbiaya tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan Irham di sela-sela pembekalan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Sarbumusi Jawa Barat, pada Ahad (9/2/2025).
"Sarbumusi menyambut baik komitmen Presiden Prabowo untuk bersih-bersih. Salah satu yang perlu dibersihkan total adalah pungli. Secara tampak permukaan, pungli ini seperti invisible (tak terlihat) tetapi secara absolut benar-benar bisa dirasakan biaya produksi menjadi tidak efisien dan berbiaya tinggi," ujar Irham, melalui rilis yang diterima NU Online, pada Senin (10/2/2025).
Lebih lanjut, Irham menekankan bahwa pungli yang menjamur telah mencoreng citra Indonesia di mata investor. Ia menuturkan bahwa beberapa waktu lalu, berita pungli yang menimpa tenaga kerja asing dari Tiongkok oleh oknum petugas bandara Soekarno-Hatta viral di media sosial.
"Ini benar-benar membuat malu dan merusak citra negara kita di mata investor. Tetapi jangan lupa, pungli ini juga terjadi di hampir semua lapisan, bahkan di paling bawah," tegas Irham.
Ia menjelaskan bahwa Tiongkok saat ini menjadi investor asing terbesar kedua di Indonesia dan investasinya akan terus tumbuh dalam tahun-tahun berikutnya.
Irham lantas memastikan bahwa Sarbumusi siap dilibatkan pemerintah untuk bersih-bersih pungli ini. Ia menekankan, jika investasi seret maka buruh yang paling dirugikan karena penciptaan lapangan kerja juga akan turut seret.
"Sarbumusi memiliki anggota di sektor transportasi lebih dari 16 ribu pengemudi. Hampir semuanya mengeluhkan maraknya pungli yang dilakukan oleh preman maupun oknum aparatur negara," lanjutnya.
Irham juga menjelaskan bahwa kondisi ekonomi dalam negeri saat ini sedang sulit, bahkan sedang memasuki era deindustrialisasi. Menurutnya, salah satu solusi terhadap lesunya perekonomian nasional adalah menarik investasi sebesar-besarnya ke dalam negeri.
"Termasuk investasi asing. Investasi menjadi penting karena APBN kita sedang ketat dan untuk menopang growth (pertumbuhan) hingga 8 persen seperti yang dicita-citakan oleh Presiden Prabowo, republik ini sangat butuh likuiditas. Formula tercepatnya hanyalah menarik investasi asing sebesar-besarnya. Investasi asing akan malas masuk apabila ekonomi kita masih berbiaya tinggi dan marak dikuasai oleh pungli dan suap," tegas Irham.
Terpopuler
1
Pramoedya Ananta Toer, Ayahnya, dan NU Blora
2
Gus Baha: Jangan Berkecil Hati Jadi Umat Islam Indonesia
3
Munas NU 2025: Hukum Kekerasan di Lembaga Pendidikan adalah Haram
4
Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang Kembali Gelar Festival Ilmiah Santri
5
Konbes NU 2025 Rumuskan Masa Jabatan Ketua Umum PBNU: Diusulkan Maksimal 2 Periode
6
Lembaga Dakwah PBNU Kirim Dai Internasional ke Lima Negara
Terkini
Lihat Semua