Jakarta, NU Online
Sastrawan yang juga pelukis Danarto pernah mengusulkan satu hal untuk NU secara organisasi. Ia menyampaikannya saat hadir pada pembukaan Pameran Sang kekasih di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Mei tahun lalu.Â
Saat ngobrol bersama NU Online, ia mengusulkan agar NU lebih memeperhatikan budaya, terutama karya sastra dengan memiliki media cetak untuk memuatnya. Pada saat itu, ia mengajak ngobrol tentang NU lebih banyak lagi. Â
Namun, obrolan dengannya terhenti karena acara telah dibuka sehingga semua hadirin menyimak prosesi itu. Dan sayangnya, setelah pembukaan, ketika NU Online mencari dan menghubungi dia, sudah pulang.
Hingga mengembuskan napas terakhir di rumah sakit Fatmawati setelah dilanggar sepeda motor di sekitar kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Selasa (10/4) awal pekan ini, NU Online tak sempat melanjutkan obrolan itu. Â
Kumpulan cerpen almmarhum di antaranya adalah Adam Ma’riifat, Godlob dan lain-lain. Sementara di antara lukisannya adalah tentang Gus Dur tertawa yang dibisikin makhluk bersayap. Lukisan itu, ia namai dengan Gitu Aja Kok Repot.Â
Selamat jalan, Danarto... (Abdullah Alawi)