Nasional 1 ABAD NU

Terima Penghargaan, Wapres: Saya Hanya Rais Aam Darurat

Selasa, 31 Januari 2023 | 23:27 WIB

Terima Penghargaan, Wapres: Saya Hanya Rais Aam Darurat

Wakil Presiden KH Maruf Amin menerima penghargaan pengabdian sepanjang hayat kategori Rais Aam PBNU pada Malam Anugerah Satu Abad NU di TMII, Selasa (31/1/2023). Foto: Suwitno/NU Online

Jakarta, NU Online 

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menerima penghargaan pejuang NU kategori Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Malam Anugerah Satu Abad NU.


Dalam sambutannya, Kiai Ma'ruf menyampaikan bahwa ia hanyalah Rais Aam darurat.


"Saya menisbahkan diri sebagai Rais Aam daruri. Rais Aam darurat," ujarnya di Teater Tanah Air Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Selasa (31/1/2023).


Dengan penuh ketawadukan, Kiai Ma'ruf mengatakan bahwa dirinya belum mencapai derajat sebagai sosok yang pantasi menduduki jabatan rais aam PBNU.


"Karena menurut saya Rais Aam itu bukan sekadar lembaga struktur tertinggi di NU, tapi Rais Aam itu kedudukan oleh sahibul maqam," katanya.


"Artinya yang memiliki kriteria kualifikasi yang tepat," lanjut ulama yang pernah menjabat Rais Aam NU periode 2015-2018 itu.


Kiai Ma'ruf merasa bukan pemilik derajat itu, bahkan mendekati saja belum. "Saya merasa bukan sahibul maqam, mendekati maqam saja belum. Saya menganggap daruri saja pada waktu itu," katanya.


Kiai Ma'ruf menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan untuknya. "Terima kasih karena saya juga diberikan penghargaan sebagai mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," katanya.


Sebagaimana diketahui, Kiai Ma'ruf ditetapkan sebagai Rais Aam PBNU oleh sembilan ulama anggota ahlul halli wal aqdi pada Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur tahun 2015.


Pada gelaran Malam Anugerah 1 Abad NU ini, PBNU memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh Rais Aam, dari Rais Akbar Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Ali Maksum, KH Ahmad Shiddiq, KH Ali Yafie, KH Ilyas Ruhiat, KH MA Sahal Mahfudz, dan KH Ahmad Mustofa Bisri.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Zunus Muhammad