Mataram, NU Online
Sejak gempa bumi melanda tanah Lombok, masyarakat yang biasanya melakukan kegiatan keagamaan di dalam masjid maupun mushala, mengalami kendala. Masjid-masjid banyak mengalami kerusakan. Masyarakat masih cemas jika terjadi gempa susulan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut Tim NU mengupayakan pendirian masjid darurat, salah satunya di pengungsian di Dusun Pondok Buak, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat. Masjid darurat berukuran 5 x 12 meter, dilakukan pengerjaannya oleh Bagana Kendal dan PCINU Kudus Jawa Tengah, serta masyarakat setempat, Kamis (23/8).
Masjid tersebut nantinya diproyeksikan selain untuk shalat Jumat, pengajian rutin ibu-ibu, pengajian rutin anak-anak, juga bisa menjadi tempat diskusi warga. Masjid darurat ini dibuat dengan memanfaatkan terpal dan bambu untuk tiang dan penyangganya.
Terpal merupakan sumbangan NU Kudus Jawa Tengah, sementara bambu sumbangan dari warga setempat. Uniknya, bambu dan lahan tempat mendirikan masjid sebagaimana lahan untuk mendirikan tenda-tenda pengungsian di sana, merupakan lahan milik warga Hindu. Pada saat pengerjaan warga yang membantu bukan hanya dari Muslim, namun juga ada yang beragama Hindu.
Ustadz Abdul Mubin, tokoh setempat mengatakan adanya masjid darurat ini akan sangat membantu umat Islam di Dusun Pondok Buak dan sekitarnya. "Ada sekitar tiga puluhan anak-anak yang biasanya mengikuti pengajian. Belum lagi pengajian ibu-ibu dan shalat Jumat," ujarnya.
M Wahib dari NU Peduli Lombok menegaskan pendidikan anak-anak sangat penting, sehingga NU Peduli berupaya memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya dengan penyediaan masjid darurat yang bisa mereka gunakan.
Pendirian masjid darurat berlangsung hingga menjelang maghrib sehingga sudah dapat digunakan oleh warga saat untuk shalat maghrib.
Pada hari dan lokasi yang sama Tim NU Peduli juga memberikan layanan kesehatan untuk warga yang mengungsi. (Kendi Setiawan)