Nasional

Utusan Arab Inginkan NU Ada di Negerinya, Beranggotakan Warga Arab

Rabu, 18 Mei 2016 | 22:14 WIB

Jakarta, NU Online
Acara International Conference of the Moderate Islamic Leaders (Isomil) baru-baru ini menghadirkan sejumlah utusan dari negara-negara di Timur Tengah. Setelah mendengar presentasi tentang NU ajaran Islam yang damai, mereka menginginkan NU bisa didirikan di negerinya, beranggotakan warga Arab, bukan mahasiswa atau pekerja migran asal Indonesia sebagaimana yang terjadi saat ini.

Kiai Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU menyatakan, belum bisa memutuskan apakah permintaan tersebut diterima atau tidak. “Ini akan kita masukkan dalam agenda rapat untuk dibahas bersama,” katanya di gedung PBNU, Rabu (18/5).

Saat ini NU dengan anggota warga asing yang sudah eksis adalah NU Afganistan dan menunjukkan perkembangan signifikan dengan banyaknya ulama yang bergabung.

Kiai Said menyatakan syukurnya atas kesuksesan acara tersebut. “Alhmadulillah, Isomil di luar dugaan sukses besar dan respon dari media seluruh dunia bisa kita lihat. Artinya, cara pandang Islam Nusantara yang lagi ditunggu-tunggu dunia, terutama dunia Islam,” tandasnya. 

Kiai Said mengungkapkan, meskipun dalam pertemuan tersebut ia mengkritisi kondisi di Timur Tengah yang tidak selesai dirundung masalah, para utusan yang datang ke pertemuan tersebut tidak menunjukkan sikap marah sebagaimana yang dikhawatirkan. 

“Memang kenyataannya seperti itu. Mereka sedang mencari cara bagaimana bisa hidup dengan damai,” katanya. 

Sejumlah ulama Marokko dalam acara Isomil ini menyatakan, memang kondisi Timur Tengah dan Indonesia tidak bisa disamakan. Nasionalisme yang ada di Indonesia bisa digabungkan dengan agama, sebagaimana diajarkan oleh para pendiri bangsa seperti Indonesia seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, Cokroaminoto, dan lainnya. Nasionalisme di jazirah Arab dikembangkan oleh Partai Baath yang bersifat sosialis sehingga ditolak oleh para ulama. (Mukafi Niam)