Waketum PBNU: Pendekar Pagar Nusa Tidak Boleh Menyombongkan Diri
Senin, 28 Maret 2022 | 10:00 WIB
Waketum PBNU, H Nusron Wahid saat penutupan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dan Festival IV Pagar Nusa, Ahad (27/3/2022) malam. (Foto: NU Online)
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H Nusron Wahid berpesan kepada para pendekar Pagar Nusa untuk tidak menyombongkan diri.
"Pendekar tidak boleh menyerang, pendekar tidak boleh menantang, kalau ada pendekar yang menantang apalagi menantang orang yang tidak berdosa, saya yakin bukan watak Nusantara, bukan watak Indonesia, dan bukan watak Nahdlatul Ulama. Watak pendekar bukanlah orang yang suka pamer diri," kata Nusron Wahid saat mengisi sambutan penutupan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dan Festival IV Pagar Nusa, Ahad (27/3/2022) malam.
Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa jiwa pendekar sejati tidak pernah menyombongkan diri, sehingga ketika ada pendekar menyombongkan diri, bukanlah watak seorang pendekar.
"Karena pendekar sejati adalah pendekar yang bisa menyembunyikan diri, pendekar sejati adalah pendekar yang tidak mau merugikan orang lain," jelasnya pada kegiatan yang berlangsung di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta.
Karena itu, lanjut dia, sebagai bagian dari komponen kekuatan Nahdlatul Ulama, pihaknya meminta para pendekar Pagar Nusa dapat bersama-sama menyimpan energi untuk kepentingan menyongsong masa depan Indonesia, menyongsong masa depan dunia. "Dan tentunya menyongsong masa depan Nahdlatul Ulama," tegasnya.
Menurut Nusron energi tersebut pada saatnya akan ditunjukkan kepada dunia bahwa Nahdlatul Ulama adalah kekuatan yang multidimensi, dan satu kesatuan.
"Saudara-saudara sekalian Pagar Nusa adalah kombinasi dua kekuatan antara ilmu batin dan seni, kombinasi antara spiritualitas dan kekuatan jasmaniah. Saya yakin seyakinnya hanya ada dalam Pagar Nusa yang kekuatan batin, ilmunya, serta spiritualitasnya sarat akan spiritualitas," lanjutnya.
Hal tersebut, kata dia, telah diberikan oleh para kiai, dari bersanad antara satu kiai dengan kiai lainnya, dan tersambung hingga ke Rasulullah. Belum tentu perguruan yang lain mempunyai sanad, jurusnya mungkin bisa sama, gerakannya mungkin bisa sama. Tetapi batin dan spiritualitasnya bisa jadi berbeda. "Batin dan spiritual itulah yang menjadi pembeda Pagar Nusa dengan perguruan lain," ungkapnya.
Nusron mengungkapkan bahwa sudah sepatutnya kita semua berbangga, karena menjadi bagian tidak terpisahkan dari Pagar Nusa, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Nahdlatul Ulama.
"Kalau Saudara meyakini berjuang bersama Nahdlatul Ulama, yakinlah bahwa sesungguhnya saudara berjuang bersama para alim ulama, dan kalau saudara berjuang bersama alim ulama yakinlah bahwa sesungguhnya saudara telah berpegang teguh kepada warisan anbiya. Karena ulama adalah warasatul anbiya," pungkasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua