Jakarta, NU Online
Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin mengajak para ulama untuk berjuang bersama pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19 yang semakin berbahaya dan sangat mengancam kehidupan bangsa. Pasalnya, dalam sepekan terakhir jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia mengalami lonjakan sangat tinggi.
“Atas nama sahabat daripada para ulama, saya ingin mengajak sahabat-sahabat saya semua untuk bersama-sama pemerintah menanggulangi bahaya Covid-19 yang demikian besar dan dahsyatnya,” tutur Wapres dalam acara pertemuan secara virtual dengan para ulama dan tokoh agama Islam, Senin (12/7).
Ia menegaskan, bahaya Covid-19 di negeri ini sudah menimpa banyak korban yang berjatuhan, termasuk dari kalangan tenaga kesehatan dan ulama. Per 6 Juli 2021, Wapres menyebutkan, tenaga kesehatan yang meninggal dunia mencapai lebih dari seribu orang. Di antaranya 405 dokter, 399 perawat, 166 bidan, 43 dokter gigi, 32 ahli tenaga laboratorium, 9 apoteker, dan 6 petugas rekam radiologi.
Selain itu, sudah lebih dari 541 ulama meninggal karena Covid-19. Terdiri dari 451 laki-laki dan 90 perempuan. Menurut Kiai Ma’ruf, hal tersebut merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Sebab mencetak dokter dan ulama tidak mudah, serta membutuhkan waktu yang sangat lama.
“Untuk jadi dokter itu tidak mudah, bukan satu atau dua tahun. Tapi sekarang banyak jadi korban. Ini juga kehilangan besar. Mencetak ulama itu tidak gampang, tidak mudah juga. Saat ini juga masih ada masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan sehingga menjadi salah satu pemicu naiknya kasus Covid-19,” ujar Wapres.
Ia mengaku telah mendapatkan laporan dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bahwa di antara penyebab tingginya kasus Covid-19 adalah karena masyarakat kurang mematuhi atau melaksanakan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak.
“Di samping itu, banyak juga masyarakat yang belum mau di-testing dan divaksinasi serta sudah tahu dirinya positif Covid-19 tetapi enggan melakukan isolasi mandiri,” tutur Kiai Ma’ruf.
Dikatakan, masalah yang dihadapi negeri ini bertumpuk-tumpuk. Sebab, pemerintah sedang bersusah-payah menyiapkan perawatan, banyak rumah sakit yang sampai memasang tenda, kekurangan oksigen, dan tenaga kesehatan yang banyak berguguran.
Karena itu, Kiai Ma’ruf menerangkan bahwa tugas para ulama saat ini adalah melindungi masyarakat dengan cara mengimbau agar terus mematuhi aturan pemerintah. Salah satunya dalam menyongsong Hari Raya Idul Adha 1442 H yang masuk dalam periode Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
“Kita ajak masyarakat untuk mematuhi, mengikuti ajakan pemerintah, termasuk juga saya minta nanti sesuai dengan ketentuan, jangan melakukan kerumunan salah satunya yaitu melakukan shalat Idul Adha baik di masjid maupun di luar masjid, sampai keadaan nanti sudah memungkinkan lagi,” tegasnya.
Tak hanya itu, Wapres pun mengajak para ulama untuk senantiasa menjaga umat dari sebaran berita-berita bohong atau hoaks. Sebab saat ini, dunia sedang berada pada era post-truth atau pasca-kebenaran sehingga banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan antara informasi yang benar dan tidak benar.
“Termasuk informasi bahwa Covid-19 adalah konspirasi, padahal ini nyata. Saya menamakan era ini sebagai istisybah atau terserupakan, sehingga orang bisa keliru dan salah menerima (informasi) kalau tidak teliti (dan) tidak tabayyun,” pungkasnya.
Sebelumnya, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar juga telah mengajak para ulama untuk meningkatkan peran dalam menghadapi Covid-19. Dikatakan, para ulama saat ini memiliki tugas untuk berupaya menjelaskan kepada umat bahwa Covid-19 adalah ujian yang harus dihadapi bersama-sama.
“Selain itu, tugas ulama juga harus siap menghadapi orang-orang yang menyebarkan berita-berita bohong (hoaks) sebagai virus-virus fitnah di tengah masyarakat. Semoga dengan upaya yang maksimal ini, Allah segera mengangkat Covid-19 dan anak bangsa bisa mengalami kehidupan yang normal,” pungkas Kiai Miftach.
Dalam menanggulangi Covid-19 ini, pemerintah terus menggalakkan agenda vaksinasi di seluruh penjuru negeri. Harapannya, 70 persen dari jumlah populasi penduduk Indonesia dapat segera divaksinasi sebelum target yang telah ditetapkan yakni pada awal 2022 mendatang.
Per 12 Juli 2021, Satgas Penanganan Covid-19 (https://covid19.go.id/berita/data-vaksinasi-covid-19-update-12-juli-2021) mencatat, sebanyak 101.172 orang telah mendapat suntikan vaksin dosis pertama. Sedangkan 25.120 warga sudah divaksinasi dosis kedua.
Dengan demikian, total warga yang sudah divaksinasi dosis pertama mencapai angka 36.368.191 orang dan masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis kedua sebanyak 15.036.468 orang. Pemerintah menargetkan, pada awal 2022 mendatang, 181.554.465 orang sudah mendapatkan suntikan vaksin dengan dosis lengkap.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syamsul Arifin