Warga Bali Masih Trauma, LPBINU Ajak Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Banjir
NU Online · Jumat, 19 September 2025 | 19:00 WIB
Relawan LPBINU Bali sedang membantu evakuasi warga terdampak banjir di Bali. (Foto: dok. LPBINU Bali)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Warga Bali masih diliputi rasa trauma akibat banjir bandang yang melanda pekan lalu. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan potensi terulangnya banjir, mengingat curah hujan yang tidak menentu dan besarnya dampak yang mereka alami sebelumnya.
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bali, Saiful Alim menyampaikan bahwa banjir tersebut meninggalkan bekas mendalam, tidak hanya secara material, tetapi juga psikologis bagi warga yang terdampak.
“Warga masih diliputi rasa waswas dan trauma. Warga dan para relawan pun terus memantau perkembangan debit air sungai sembari berharap curah hujan tidak semakin meningkat,” ujarnya kepada NU Online pada Jumat (19/9/2025).
Saiful mengatakan bahwa Tim NU Peduli bersama warga setempat tetap bersiaga di lokasi-lokasi rawan banjir. Mereka berharap intensitas hujan tidak kembali meningkat sehingga bencana serupa dapat dihindari.
Sementara itu, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Bali menyampaikan bahwa hujan pekan ini diakibatkan dua faktor.
“Hujan deras ini karena adanya pertumbuhan awan hujan dipicu akibat adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Bali,” ujar Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar, Ariantika, Kamis (18/9/2025).
Ariantika menambahkan bahwa kondisi ini akan berlangsung pada Jumat (19/9/2025) hingga Ahad (21/9/2025) terutama wilayah Bali Selatan dan Tengah.
“Untuk prakiraan cuaca selama tiga hari ke depan diprediksi umumnya berawan, namun masih terdapat potensi hujan ringan hingga lebat di beberapa wilayah Bali, terutama Bali bagian selatan dan tengah,” ucapnya.
Menurutnya, wilayah Bali masih dalam masa peralihan musim kemarau ke musim hujan. Ia mengatakan bahwa warga perlu mewaspadai fase bulan baru pada akhir pekan ini karena biasanya terjadi potensi gelombang tinggi akibat tingginya air laut.
“Perlu diwaspadai potensi tinggi gelombang laut mencapai 3,5 m untuk wilayah perairan Selatan Bali dan Selat Lombok bagian Selatan,” terangnya.
Sebelumnya, Tim NU Peduli Kota Denpasar telah menyalurkan bantuan kepada korban banjir. “Kebutuhan paling mendesak bagi warga terdampak adalah makanan siap saji, pakaian layak pakai, dan air bersih,” ujar Ketua LPBI Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Denpasar, Purwito, Sabtu (13/9/2025).
Ia merinci bantuan yang telah didistribusikan kepada korban banjir di Denpasar. Di Jalan Pulau Misol Gang 5, berupa1 alas tidur, 1 dus mi instan, 5 kg beras, dan 1 dus air mineral.
Di Jalan Pulau Biak, sebanyak 31 alas tidur, 4 dus mi instan, 5 dus air mineral. Pada dapur umum Muslim jalan Dr. Sutomo, bantuan berupa 30 sak beras, 10 dus mi instan, 40 dus air mineral. Sedangkan warga Banjar Sumuh di Jalan Pulau Misol mendapat 100 dus air mineral dan 3 alas tidur.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua