Pustaka

Di Balik Keagungan Surat Al-Fatihah

Senin, 11 Maret 2013 | 04:14 WIB

Judul Buku : Fadhilah-Fadhilah Ajaib Surat Al-Fathihah
Penulis: Mohammad Makhdlori dan Imam Lihyati
Penerbit: Sabil
Cetakan: I, Januari 2013
ISBN: 978-602-7665-41-5
Peresensi: Moh Romadlon<>

Keagungan surat al-Fathihah sudah tidak diragukan lagi. Menurut satu ulama, keagungan surat ini terletak pada kandungan ayat-ayatnya. Al-Hasan al-Basri berkata:”Allah swt menyimpan semua ilmu kitab terdahulu dalam al-Qur’an. Kemudian, Dia menyimpan semua ilmu al-Qur’an dalam al-Fathihah. Maka, surat ini menjadi sumber dari segala sumber ilmu, sumber dari segala sumber hikmah, dan sumber dari segala sumber rahmat Allah. Saking agungnya, ada 7000 malaikat yang mengiringi turunnya surat ini.

Karena itulah, tidak mengherankan lagi kalau di dalam surat al-Fathihah terkandung segudang fadhilah dan manfaat bagi hamba. Ini bisa terlihat dari banyaknya nama yang tersemat pada surat ini. Menurut Haqqi an-Nazili surat ini memiliki 30 nama, sedang menurut Qurthubi memiliki 12 nama, dan menurut al-Fakhr, ar-Razi, dan al-Alusi memiliki 22 nama. Dimana setiap nama tersebut merujuk pada satu fadhilah yang berbeda-beda. Dari sekian banyak nama, tujuh diantaranya itulah yang diulas dalam bagian awal buku ini.

Sebut saja, as-Syifa yang berarti obat. Ini berarti al-Fatihah bisa digunakan sebagai obat. Banyak kisah-kisah nyata yang membuktikan kedahsyatan surat ini sebagai perantara menyembuhkan penyakit. Salah satunya pengakuan dari KH Muhammad Nasir. Ia bukanlah dokter sehingga tak pernah sekali pun mengobati. Namun saat ada orang sakit perut mendatanginya dan minta pertolongan, ia teringat hadist Nabi yang mengatakan bahwa surat Al-Fathihah adalah obat dari segala penyakit. Ia lalu membaca surat Al-Fathihah di atas segelas air putih, setelah meminum air itu sakit perut yang sudah lama diderita orang tersebut dalam beberapa menit sembuh. Luar biasa. Ini juga dibuktikan oleh Ibnu Qayyim, bahkan dia menandaskan, bahwa kehebatan surat Al-Fathihah sebagai obat sudah terbukti pada setiap zaman. (hal. 20-24). Ini diperkuat oleh hasil tes laboraturium. Dari tes ini terlihat bahwa air yang sudah ditiup atau dituliskan ayat al-Qur’an mengandung unsur-unsur yang berguna untuk penyembuhan penyakit. Sementara air yang belum ditulis atau ditiup ayat al-Qur’an memiliki bentuk yang berbeda. Tidak mengandung unsur yang bisa menyembuhkan penyakit. 

Dalam satu riwayat dijelaskan bahwa energi dahsyat yang tersimpan pada surat Al-Fathihah tidak terdapat pada kitab-kitab lain, seperti Injil, Zabur, dan Thaurat. Kedahsyatan dan keagungan yang tak ada duanya ini mengisyaratkan bahwa surat Al-Fathihah adalah surat yang sangat dimuliakan sehingga senantiasa harus dijaga, yakni dengan membaca, menghayati, mengamalkan, serta mendzikirkannya. Seorang Dekan Fakultas Syari’ah sebuah universitas menegaskan: “Sungguh saya mengakui kedahsyatan surat Al-Fathihah, sebab power yang ada di dalamnya sangat luar biasa. Dengan begitu saya selalu mengawali segala sesuatu dengan membaca surat Al-Fathihah.” (hal.86-90).

Selain Fadhilah yang sudah disinggung di atas, surat Al-Fathihah masih memiliki fadhilah lain, diantaranya bisa untuk menjadi tawashul, pengusir syaitan, dan pembuka pintu langit tujuh. (hal. 129-133). Barang siapa yang membiasakan membaca dan mengamalkan surat Al-Fathihah dengan benar, maka pintu Jahanan tertutup baginya dimana pintu surga terbuka menyambutnya. Dan akan menyembuhkan segala penyakit serta melepaskan semua kesulitan hidupnya.(hal. 134-142).

Selain mengupas keagungan dan fadhilah surat Al-Fathihah, pada bagian akhir buku ini juga mengupas keutamaan surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas. Fadhilah, Surat al-Ikhlas banyak antara lain membaca al-Ikhlas sekali setara dengan sepertiga dari al-Qur’an, dijauhkan dari kesusahan dunia, sakaratul maut, dan kubur, dilindungi dari syaitan, dibangunkan gedung di surga, dll. (hal 168-181). 

Sementara fadhilah surat al-Falaq dan an-Naas, antara lain; melindungi dari gangguan Syaitan, Jin, dan manusia, penyembuh segala penyakit, disembhkan dari sihir, diselamatkan dari tersesat saat di perjalanan, dll. (hal 182-193).

Peresensi adalah penikmat buku, aktif di kepengurusan Sumber Ilmu. Tinggal di Kebumen.