Tokoh

Abd. Muin Yusuf: Accemali-Maliko Naekiyaa aja Numali

Sabtu, 15 September 2012 | 02:40 WIB

Abd. Muin Yusuf lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, 21 Mei 1920. Ia melajar ngaji di madrasah Ainur Rafieq, madrasah yang didirikan Syaikh Ali Mathar pada tahun 1931. Di waktu pagi, ia juga sekolah umum. 
<>
Pada tahun 1934, Mu’in melanjutkan pendidikan agamanya di Madrasah Arabiyah Islamiyah yang didirikan ulama besar Anregurutta As’ad. Saat belajar di madrasah inilah, ia bertemua dengan calon ulama yang masyhur di Sulawesi Selatan, di antaranya Anregurutta Ambo Dalle, Anregurutta Abduh Pabbaja, Anregurutta Daud Ismail, dan sebagainya.

Pada tahun 1971, Mu’in mulai aktif di Partai Nahdlatul Ulama. Dan tak lama kemudian, ia menjadi ketua tanfidziyah. Di bawah kepemimpinannya, NU berhasil tumbuh beserta badan otonominya, IPNU/IPPNU, GP Ansor, Fatayat NU. 

Pada Pemilu tahun 1971, Partai NU menempati posisi kedua dengan 18,67% suara, di bawah Golkar dengan perolehan 62,80% suara. Dan Muin menjadi anggota DPRD Sidrap dari Partai NU.

Ketika Partai NU fusi ke dalam PPP, Mu’in juga menjadi bagian darinya, tapi menempati tokoh sentral. Pada pemilu 1977, ia masuk Golkar dengan terpaksa, karena disebarkan fitnah bahwa dirinya anggota DI/TII. 

Mu’in memang pernah lari ke hutan ikut DI/TII, tapi saat itu karena tidak ada pilihan, masuk PKI atau ikut DI/TII. Mu’in masuk Golkar dengan berpegang dalil accemali-maliko naekiyaa aja numali. Artinya, ikuti arus, api jangan terbawa.

Mu’in terbilang ulama yang produktif menulis. Karyanya yang monumental adalah tafsir Al-Qur’an 30 juz, namanya Tafsere Akorang Ma’basa. Tafsir yang menggunakan bahasa Bugis dengan aksara Lontara ini berjumlah sebelas jilid. 

Tafsir Al-Qur’an tersebut mencakup munasabah ayat, asbabun nuzul, terjemah per ayat, dan penjelasan tiap-tiap ayat. Tafsir ini ditulis selama delapan tahun, dari 1988 hingga 1996. Selain tafsir ia juga menulis buku khotbah berjudul al-Khutbah al-Mimbariyah (1944) dan bukuh fiqih berjudul Fiqih Muqoron.

Karya besar lainnya adalah Pondok Pesantren Al-Urwatul Wusqa. Pesantren yang didirikan pada bulan April 1974 ini merupakan pesantren pertama di Sidrap, yang hari ini masih terus berkembang. Abd. Mu’in Yusuf pulang ke Rahmatullah tahun 2004. (Hamzah Sahal)