Warta

Adnan Tak Mau Lagi Tanggapi Isu Politik Uang di Konferwil NU Jateng

Sabtu, 19 Juli 2008 | 08:36 WIB

Semarang, NU Online
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Mohamad Adnan, tak mau lagi menanggapi isu bahwa dirinya menggunakan praktik politik uang dalam proses Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Jateng, awal Juli lalu.

Saat dihubungi NU Online, mantan calon wakil gubenur Jateng itu justru meminta Wakil Ketua PWNU Jateng, Najahan Musyafak, menanggapi isu tersebut. Ia mengaku sedang ada acara keluarga yang tak dapat ditinggalkan.

<>

“Silakan hubungi Pak Najahan/Wakil Ketua-mantan Sekretaris PWNU. Saya sedang ada acara keluarga,” jawab Adnan sebagaimana tertulis dalam sebaris pesan singkat (SMS) kepada NU Online, di Semarang, Jateng, Sabtu (17/7).

Isu itu mengemuka setelah Rais Aam Pengurus Besar NU KH Sahal Mahfudh mengatakan adanya dugaan kecenderungan politik uang. Praktik kotor itu, menurutnya, terjadi karena Pengurus Cabang NU yang tidak memperhatikan saran dan pemikirannya menjelang Konferensi Wilayah (Konferwil) NU di Pesantren Al-Hikmah, Brebes, 11-13 Juli lalu.

”Ya, tetapi mau diapakan lagi, wong pengurus cabangnya sudah seperti itu. Tidak ada lagi idealisme di NU, pikirannya pragmatis, kepentingan sesaat dan yang pasti berkaitan syahwat politik,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Margoyoso, Pati, itu.

Kiai Sahal juga kecewa mendengar di tengah-tengah pelaksaan konferwil terjadi praktik politik uang. ”Saya sudah menyampaikan peringatan jauh-jauh hari sebelum konferensi berlangsung akan adanya money politics ini,” tandasnya.

Dia minta para kiai terutama di jajaran Syuriyah untuk melakukan klarifikasi kepada cabang-cabang yang diduga menerima suap untuk memuluskan calon ketua yang didukungnya. ”Lakukan tabayun yang berlaku di lingkungan NU,” katanya. (was)