Warta ICIS III

ICIS akan Berikan Gambaran Utuh Soal Konflik di Dunia Islam

Selasa, 29 Juli 2008 | 23:00 WIB

Jakarta, NU Online
International Conference of Islamic Scholar (ICIS) III di Jakarta kali ini mengambil tema Conflict Prevention. Topik ini belum pernah dibicarakan secara khusus dalam konferensi-konferensi sebelumnya, baik tingkat regional maupun global.

Sekjen ICIS yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyatakan, dalam konferensi kali ini konflik-konflik di kalangan dunia Islam akan terurai secara obyektif.<>

”Apa saja yang menyebabkannya, apakah ada jaringan-jaringan pada masing-masing konflik itu dan apakah ada juga intervensi global dalam konflik itu. Semuanya akan diurai. Tentu waktunya tidak cukup, tapi paling tidak ada gambaran yang obyektif dan konprehensif tentang adanya konflik-konflik, utamanya di dunia Islam," kata Hasyim di sela-sela persiapan ICIS di Jakarta, Selasa (29/7).

ICIS kali ini, lanjut Hasyim, akan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama adalah amanat dan keynote speaker. Bagian kedua adalah pembicaraan-pembicaraan intensif di masing-masing sesi.

"Akan dibicarakan kasus-kasus satu-persatu, misalnya di Darfur, Libanon, Palestina, Thailand, dan Afganistan. Mereka yang akan terlibat pembicaraan adalah mereka yang terlibat di dalam konflik, pengamat dari ulama, dan penguasa yang memiliki tanggungjawab moral dan politis dari konflik itu. Sehingga kita berharap masing-masing dapat mencatat secara konfrehensif akar dari konflik itu," kata Hasyim menjelaskan.

ICIS tidak berpretensi secara ambisius untuk memadamkan konflik tersebut karena hal hal itu sangat berat.

"PBB sendiri tidak mampu melakukannya termasuk negara-negara besar. Tetapi tujuan utama ICIS, pertama adalah kesamaan visi dan pandangan terhadap duduk perkara konflik itu. Sampai sekarang kesamaan pandangan itu tidak ada dan belum ada karena setiap yang memandang selalu sudah didahului oleh pemihakan dan kepentingan-kepentingan sehubungan dengan konflik itu," kata Hasyim.

Kedua, lanjut Hasyim, "Setelah ada persamaan perspektif tentang konflik itu, kita berharap agar dunia Islam bisa menata dirinya sendiri tanpa menggantungkan diri dari penataan orang lain. Jadi ada introspeksi di dalam komunitas Islam sendiri. Ketiga adalah kewaspadaan terhadap unsur-unsur yang memang sengaja mengganggu," ujarnya. (nam)