Warta

Kacung : NU Miliki Ajaran yang Komprehensif

Senin, 28 November 2005 | 13:02 WIB

Jakarta, NU Online
Pengamat politik dari Universitas Airlanggar Surabaya Kacung Marijan berpendapat bahwa NU merupakan komunitas yang memiliki pandangan agama yang komprehensif sehingga ketika ada masalah, penyelesaian yang digunakan juga bersifat lebih integralistik.

”Ketika ada problem sosial, ketidakadilan global, kesenjangan kultural secara global, respon yang diberikan juga komprensif,” tandasnya menanggapi fenomena terorisme yang saat ini tengah marak.

<>

Menurutnya golongan Islam yang memiliki pandangan sempitlah yang menggunakan pendekatan kekerasan yang justru bisa merugikan citra Islam sendiri. ”Islam kan bukan an sich Sholat saja, juga bagaimana definisi bertuhan, bagaimana berjihad atau makna heroisme,” tandasnya beberapa waktu lalu ketika berkunjung ke kantor PBNU.

Orang NU belajar agama di pesantren mencakup semua aspek keagamaan yang ada mulai dari fikih, tafsir, hadist, akidah dan lainnya sehingga menyeluruh. Sayang sekali ajaran-ajaran yang sangat bagus tersebut belum dikemas dalam cara yang modern sehingga banyak orang yang tertarik.

”Ajaran tersebut perlu disebarluaskan pada masyarakat bukan hanya dalam bentuk halaqah sederhana di pesantren, tapi perlu dielaborasi melalui berbagai media yang ada seperti TV dan sejenisnya,” tambahnya.

Jika kelompok Islam mayoritas dengan ajarannya yang rahmatan lil alamin ini bisa dikembangkan tentu saja ini akan turut membantu mengurangi terjadinya radikalisme yang mengatasnamakan agama.

”Tumbuhnya kelompok sempalan tersebut merupakan otokritik bagi organisasi agama besar seperti NU dan Muhammadiyah dalam mensikapi ketidakadilan global. Sejauh mana nilai yang dimilikinya dapat diaplikasikan pada sesuatu yang sifatnya riil,” paparnya.

Ormas keagamaan tersebut juga harus memiliki cara-cara yang inovatif dalam mengembangkan ajaran agamanya. Ia mencontohkan dengan falsafah ’tetesan air pada batu’. Bagaimanapun kerasnya batu, jika terus ditetesi dengan air, pada akhirnya akan berlubang.

Terhadap tuduhan bahwa adanya pesantren yang digunakan sebagai tempat berseminya terorisme, Kacung berpendapat ”NU perlu tunjukkan bahwa pesantren kita beda”.(mkf)