Warta

Kang Said: Kondisi Libya Tidak Separah di Pemberitaan

Senin, 25 Juli 2011 | 13:52 WIB

Jakarta, NU Online
Kemelut politik di Libya hingga saat ini masih terus berlangsung. Namun di mata Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, kondisi negara pimpinan Muammar Khadafi tersebut masih relatif aman, tidak separah yang dimunculkan dalam pemberitaan media asing.

Pendapat tersebut disampaikan Kang Said, sapaan akrab KH. Said Aqil Siroj, setelah pada Sabtu (23/7/2011) melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Libya Abdul Kabir Muhammad Al Fakhir. Dalam pertemuan utusan Libya menyampaikan kondisi yang sebenarnya, membantah sejumlah pemberitaan media asing yang terus menyudutkan pemerintahan Muamar Khadafi.
<>
Sejumlah bantahan yang disampaikan diantaranya pemberitaan televisi Al Jazeera yang menunjukkan pembunuhan terhadap warga sipil oleh tentara Libya, dengan kondisi mata korban tertutup dan ditembak di lapangan terbuka dalam kondisi tanpa pakaian lengkap. Pembunuhan itu disebutkan terjadi pada bulan Februari 2011 lalu.

"Itu tidak benar. Februari di Libya itu musim dingin, kondisinya sangat dingin yang tidak memungkinkan orang di luar ruangan tanpa pakaian lengkap. Menteri Pendidikan Libya menyebut itu gambar kejadian di Iraq yang dicomot dan dipasang seolah-olah terjadi di Libya," ungkap Kang Said, Senin (25/7/2011).

Dalam pertemuan tersebut Menteri Pendidikan Libya juga mengungkapkan, kemelut politik yang terjadi di negaranya menjadi besar karena adanya intervensi asing. Kondisi tersebut sebenarnya permasalahan internal Libya yang dipicu kejadian demonstrasi memperingati kematian 18 aktifitis yang ditunggangi kepentingan asing.

"Kematian delapan belas aktifis itu terjadi pada tahun 2006 dan setiap tahun diperingati oleh warga Libya. Tapi pada peringatan tahun ini ada kepentingan asing yang menumpanginya, sehingga berubah menjadi demonstrasi bermuatan politik," sambung Kang Said.

Berdasarkan gambaran yang diterimanya dari Menteri Pendidikan Libya, Kang Said berharap pemberintah Indonesia bersikap objektif, terlebih dalam menyikapi pemberitaan media asing. Indonesia diharapkan menerapkan politik luar negeri yang terbaik untuk membantu Libya. "Pemerintah saya minta objektif, terlebih antara Indonesia dan Libya kan sama-sama negara Islam yang sebelumnya memiliki hubungan baik," ujarnya.

Disinggung mengenai kemungkinan Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian, Kang Said juga meminta hal tersebut bisa dilakukan.

"Kalau ke Kongo kita bisa melakukan, ke Libya harusnya lebih bisa," tegas Kang Said.

Penulis: Emha Nabil Haroen