Warta

Keamanan Lebih Parah Bagi Muslim Xinjiang

Sabtu, 7 Maret 2009 | 08:22 WIB

Beijing, NU Online
Pemerintah Cina menyatakan, pada Jumat (6/3) lalu, akan menerapkan pengamanan ''lebih parah" bagi mayoritas Muslim di wilayah Xinjiang yang selama ini sudah berada di bawah pengawasan keamaan superketat.

"Situasi (keamanan) akan lebih mengerikan," ujar Pimpinan Dewan pemerintah provinsi Xinjiang Nur Bekri seperti yang dikutip Xinhua.

&<>amp;quot;Tugas akan lebih berat dan perjuangan di wilayah ini akan lebih keras dari sebelumnya," imbuhnya dalam sesi terpisah pertemuan tahunan Parlemen Cina.

Hampir 3 ribu delegasi bertemu pada Jumat kemarin pada sesi pertemuan parlemen hari kedua, dan akhirnya menyetujui keputusan yang dibuat Partai Komunis Cina. Grup sayap kanan mengatakan pertemuan sembilan hari tahun ini telah disertai dengan penyusupan kampanye tak terprediksi dari pihak oposisi.

"Apa yang kita lihat bukan hanya di Beijing tapi juga di Shanxi dan area lain," ujar Sharon Hom, dari grup advokasi Hak Asasi Manusia berbasis New York, di Cina.

Cina sendiri telah mengongkosi secara reguler, kampanye keras dalam tahun terakhir menekan perjuangaan Muslim Uighur yang ingin mengupayakan kemerdekaan "Turkestan Timur" di Xinjiang.

Etnis Uighur adalah minoritas warga berbahasa Turki berjumlah 8 juta dengan kampung halaman tradisional terletak di kawasan Xianjiang Uighur, Wilayah Otonomi di barat-laut Cina.

Sementara Departemen Luar Negeri AS bulan, berdasar laporan grup hak asasi, lalu menuduh Cina telah melakukan represi berlebihan di Xinjiang pada 2008,

Lebih Parah
Bekri membela tindakan pengamanan parah tersebut di wilayah bermayoritas Muslim, Xinjiang.

"Situasi di Asia Selatan termasuk serangan Mumbai, dan serangan di Afghanistan dan Pakistan, tentu digerakkan oleh tiga kekuatan (terorisme, separatisme, dan ekstrimisme) dan mereka ingin juga melukai Xinjiang," ujarnya

"Sehingga tahun ini, tugas pihak keamanan lebih berat,"

Sementara, grup sayap kanan dan advokat otonomi Uighur mengatakan Cina melebih-lebihkan soal ancaman untuk dalih membenarkan kontrolnya.

Hampir 1.300 orang telah ditahan tahun lalu oleh pasukan pengaman dengan tuduhan terorisme, ekstrimisme keagamaan, demikian menurut laporan media lokal. (iol/rif)