Warta

Kiprah NU di Luar Negeri untuk Perbaiki Citra Islam Indonesia

Rabu, 16 Juli 2008 | 23:21 WIB

Jakarta, NU Online
Kiprah Nahdlatul Ulama (NU) di luar negeri sesungguhnya juga merupakan bagian dari upaya NU memperbaiki citra Islam di mata dunia. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir, Islam Indonesia tercitrakan sebagai Islam yang keras dan radikal.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siroj didampingi Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, belum lama ini.<>

Menurut Kang Said—begitu panggilan akrabnya—gerakan terorisme yang masih berkembang di Tanah Air belakangan ini menjadi alasan bagi tercitrakannya Islam Indonesia yang keras dan radikal.

“Citra Islam Indonesia yang sudah hampir terkenal keras dan radikal dan gerakan-gerakan terorisme masih ada di mana-mana (termasuk) yang ditemukan di Palembang," terang alumnus Universitas Ummul Qurra’, Mekah, Arab Saudi, itu.

Karena itu, imbuhnya, Wapres mendukung langkah PBNU yang akan menggelar forum International Conference of Islamic Scholars (ICIS) III di Hotel Borobudur, Jakarta, 29 Juli hingga 1 Agustus mendatang.

Wapres berharap, forum itu bisa menepis anggapan radikal Islam di Indonesia. "Pak Wapres menyambut dengan sangat positif dan siap ikut menyukseskan ICIS ketiga ini," ujar Kang Said.

Wapres juga meminta panitia ICIS mengundang intelektual-intelektual muslim dunia. Harapannya, akan tampak wajah Islam Indonesia yang ramah.

"Oleh karena itu, Pak Wapres sangat senang dengan adanya ICIS nanti, upayakan agar citra Islam Indonesia kembali seperti semula: Islam yang rahmatan lil alamin, yang moderat, bangsa yang berbudaya santun," pungkas Kang Said.

Kalla berjanji akan ikut menyambut cendekiawan-cendekiawan muslim dunia itu nanti. Pada 29 Juli malam, Kalla akan menjamu makan malam mereka. Setelah itu, pada 1 Agustus, Kalla akan menutup acara secara resmi. (rif)