Warta

Menag: Pengambilan Sidik Jari Santri Hanya Imajinasi Berlebihan

Rabu, 7 Desember 2005 | 12:44 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Agama Maftuh Basyuni menegaskan bahwa pengambilan sidik jari bagi para santri di pondok-pondok pesantren di Tanah Air sebagai antisipasi kegiatan terorisme,  hanyalah imajinasi yang berlebihan sehingga sama sekali tidak perlu dilakukan. ”Tidak ada perintah dari pemerintah. Jadi tidak benar, kalau itu karena kecurigaan pemerintah kemudian diadakan sidik jari,  kata Maftuh, di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Menurut Maftuh, pihaknya juga  tidak merasa perlu mengubah kurikulum pendidikan di pesantren. ”Pesantren tidak dilarang. Kalau memang ada yang tidak benar, di mana pun, wajib diteliti. Kalau memang diperlukan bisa diambil sidik jari, tapi hanya untuk siap siaga kalau yang bersangkutan di tengah jalan ada kecelakaan, misalnya,” kata Maftuh.

<>

Kurikulum hanya akan diganti kalau memang ada lembaga pendidikan yang tidak benar, kata Maftuh. Penggantian kurikulum tidak hanya berlaku bagi kurikulum di pesantren, tapi juga lembaga pendidikan lainnya, baik Islam maupun non-Islam.

”Kalau ada lembaga-lembaga pendidikan yang miring, kita akan selidiki. Bukan pesantren saja, tapi lembaga pendidikan mana pun. Baik itu Islam atau pun non Islam. Kalau tidak benar, ya kita akan minta ubah kurikulumnya,” katanya.

Mengenai rencana kedatangan Sekjen Rabithah Alam Islami DR Abdullah bin Abdul Muhsin At Turki bersama rombongannya di Jakarta Kamis (8/12), Maftuh mengatakan bahwa kedatangan tokoh agama asal Saudi Arabia itu bertujuan untuk melakukan konsolidasi dan meluruskan pemikiran-pemikiran tentang Islam.

”Seperti diketahui sekarang ini dunia diguncang oleh terorisme dan tindakan bunuh diri yang semuanya itu jauh dari ajaran Islam. Islam memang jauh dari terorisme, jauh dari aksi bunuh diri dan itu semua bertentangan dengan ajaran Islam,” katanya.

Usai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 Desember dan bertemu dengan para tokoh agama pada 10 Desember di hotel Borobudur, rombongan Abdullah bin Abdul Muhsin menurut rencana akan
berkunjung ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) untuk memberikan bantuan. Selanjutnya rombongan kembali ke Jakarta untuk mengadakan ceramah di UIN Jakarta pada 12 Desember 2005.
   
Pemberangkatan Haji

Mengenai persiapan jemaah haji Indonesia, Maftuh mengatakan, semuanya sudah beres dan tidak ada masalah yang dirisaukan. ”Tinggal ’take-off’ nanti. Soal pemondokan, soal visa, semuanya sudah selesai. Jadi yang menyangkut persiapan di Indonesia tidak ada kendala,” katanya.
Berkaitan dengan dengan musim dingin yang terjadi di Saudi Arabia, Maftuh mengimbau seluruh seluruh calon jamaah haji untuk mempersiapkan pakaian hangat supaya jangan kedinginan, terutama di Madinah.

Menteri Agama juga mengimbau calon jemaah, baik mereka yang berangkat awal maupun berangkat akhir, agar jangan lupa minum banyak karena kondisi di Tanah Suci yang kering, serta mengkonsumsi buah-buahan dan vitamin.

”Satu lagi yang ingin saya sampaikan adalah harus betul-betul hemat energi, karena perjalanan itu tidak disangka-sangka nanti akan mengalami kelelahan,” katanya menambahkan.(ant/mkf)