Warta

Merebaknya Kekerasan, Gerakan Moral Nasional Perlu Diaktifkan Kembali

Jumat, 2 Desember 2005 | 04:02 WIB

Jakarta, NU Online
Berbagai macam tindakan kekerasan yang terjadi belakangan ini seperti yang terjadi di Poso perlu segera diatasi dengan melibatkan semua tokoh masyarakat. Gerakan Moral Nasional yang digagas oleh para pemimpin agama dan tokoh nasional perlu dihidupkan kembali.

Pendapat tersebut diungkapkan oleh Ketua PBNU HM Rozy Munir dalam pertemuan dengan Executive Director of Ministies Haaije Protestant Church in the Netherlands Feenstra dan dr. B. Plaiseir, Scriba di Gedung PBNU (1/12).

<>

“Masalah kekerasan bukan hanya di Poso, tetapi juga muncul di daerah lain seperti di Lombok yang diakibatkan oleh ketidakadilan, karena itu perlu dilakukan pertemuan yang lebih intensif diantara tokoh gerakan nasional tersebut,” paparnya.

Tentang masalah Poso, mantan menteri BUMN tersebut mengatakan bahwa memang ada fihak-fihak tertentu yang berusaha untuk membuat konflik dengan mengusung isu ketidakadilan, masalah etnis sampai dengan kedaerahan akibat pemekaran wilayah.

Beberapa solusi yang ditawarkannya adalah dengan mengundang para tokoh dari fihak-fihak yang bertikai untuk berdialog dan menjalin komunikasi guna menyelesaikan masalah. Hal tersebut pernah dilakukan saat menjabat sebagai anggota Panwaslu Pusat saat berusaha untuk menjaga keamanan selama pemilu 2004 lalu.

Gerakan yang dipimpin oleh Ketua Umum  PBNU KH Hasyim Muzadi tersebut melibatkan sejumlah tokoh seperti Syafii Maarif (Muhammadiyah), Nurcholis Madjis, Ibu Gedong (Hindu), Kardinal Julius Darmaatmadja (Katolik), Pendeta Andreas Jewangoe (Protestan), Ruslam Abdulgani.

Bukan hanya berusaha mengatasi masalah lokal seperti kasus Ambon yang waktu itu tengah dilanda konflik agama, gerakan ini juga berusaha membantu mencegah terjadinya perang Irak dengan melakukan lobi internasional, termasuk ke Vatikan.

Saat ini beberapa tokoh dalam gerakan tersebut seperti Nurcholis Madjid, Ibu Gedong dan Ruslan Abdulgani telah meninggal dunia. Karena itu Rozy Munir mengharapkan agar ada nama-nama baru yang dimunculkan untuk mendukung gerakan.(mkf)