Madinah, NU Online
Impian setiap muslim untuk berkunjung ke Kabah yang agung. Di Masjidil Haram inilah berada multazam, tempat doa-doa dikabulkan. Dan Effendi Hasibuan meski sudah lanjut usia tetap sabar memendam asa untuk naik haji agar bisa melihat Ka'bah dengan mata kepalanya sendiri.
Effendi menabung bertahun-tahun untuk bisa bersama istrinya menunaikan rukun Islam yang kelima, naik haji bila mampu. Sepanjang usianya yang mencapai 68 tahun, pria asal Labuhan Batu Medan ini belum pernah pergi ke mana pun. Tempat terjauh yang pernah didatanginya baru Medan. Meski demikian ia tidak takut ke Arab yang jauh dari tanah air demi berdoa di Ka'bah.
<>
"Saya ingin berdoa di Kabah agar saya panjang umur. Bila panjang umur saya bisa beramal lebih banyak," kata Effendi saat ditemukan sedang tersesat oleh NU Online, di pinggir jalan King Fath, Madinah, Kamis (14/10).
Bapak 6 anak dan kakek dari 12 cucu ini seorang pensiunan guru. Sang istri berdagang di rumah. Ia menabung untuk haji dari uang pensiunan dan hasil pertaniannya dari perkebunan sawit. "Alhamdulillah setelah lima tahun menabung akhirnya sampai sini. Tadi sudah sholat dzuhur di Masjid Nabawi," cerita Effendi.
Effendi datang ke Masjid Nabawi bersama seorang temannya saat hari pertama tiba di Madinah. Di masjid tempat Nabi Muhammad berkutbah dan bermusyawarah dengan para sahabatnya untuk mensiarkan Islam inilah, Effendi ingin melakukan shoat Arbain, salat wajib lima waktu yang dikerjakan selama 8 hari berturut-turut dengan berjamaah.
"Katanya kalau kita Arbain kita terhindar dari neraka dan pahalanya seribu kali lebih baik dibanding salat di masjid lainnya," cerita Effendi.
Namun karena baru hari pertama tiba, Effendi pun bingung setelah keluar dari Masjid Nabawi. Terlebih ia terpisah dari sang teman. Effendi terus berjalan menuju pemondokan. Namun ia justru hanya berputar-putar di kawasan sekitar masjid. Ia lupa di mana pemondokannya berada.
"Saya sudah satu jam muter-muter di jalan. Sudah capai sekali. saya lupa jalan pulang ke arah pemondokan," kata Effendi. Saat itu Effendi juga lupa membawa tas jamaah haji Indonesia tempat menyimpan data-data tentang dirinya. Dengan tidak adanya data tersebut, sulit untuk mengetahui secara langsung di sektor berapa Effendi menginap. Bapak ini hanya mengenakan celana batik dipadu baju putih dengan lambang bendera merah putih kecil di dadanya.
Meski agak keberatan karena sudah kelelahan, Effendi akhirnya bersedia dibujuk untuk ke kantor Daerah Kerja (Daker) Madinah agar mendapatkan bantuan. Setelah meminum tiga gelas air dan mencicipi kepingan biskuit, pensiunan guru ini pun kembali bugar.
"Terimakasih ya. Semoga Allah membalas kenbaikan kalian," katanya terharu saat akan diantar kembali ke pemondokannya oleh para petugas di Kantor misi haji Indonesia daerah Madinah. Semoga doa bapak Effendi terkabulkan. Amiiin. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)
Terpopuler
1
Sosiolog Sebut Sikap Pamer dan Gaya Hidup Penyebab Maraknya Judi Online
2
Menkomdigi Laporkan 80 Ribu Anak Usia di Bawah 10 Tahun Terpapar Judi Online
3
Kabar Duka: KH Munsif Nachrowi Pendiri PMII Wafat
4
Besok Sunnah Puasa Ayyamul Bidh Jumadal Ula 1446 H, Berikut Niat dan Keutamaannya
5
Khutbah Jumat: Peran Ayah dalam Kehidupan Keluarga
6
Khutbah Jumat: Mari Selamatkan Diri dan Keluarga dari Bahaya Judi Online
Terkini
Lihat Semua