Warta Geliat NU di Mancanegara (7)

NU UK, Peduli Korban Bencana di Tanah Air

Selasa, 21 Maret 2006 | 06:15 WIB

Kader NU di Inggris membuktikan bahwa NU mampu berbuat yang terbaik untuk umat. Anggapan bahwa warga NU terbelakang, perlahan tapi pasti dapat ditepis oleh mereka. Lantas, apa saja yang telah dilakukan mereka?

Keberadaan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) United Kingdom (UK), Inggris diakui PBNU telah memberikan banyak kemudahan bagi warga NU di Indonesia. Salah satunya sebagaimana disampaikan oleh Sekretaris Komite Nasional Penanggulangan Bencana Nahdlatul Ulama (KPB-NU), Mabroer MS. Menurutnya, kegiatan sosial yang dilakukan PBNU banyak dibantu oleh PCI-NU UK.

<>

Pascagempa dan tsunami yang menghancurkan Aceh dan Nias beberapa waktu lalu, PCI-NU UK adalah salah satu pihak yang berjasa besar dalam membantu korban bencana terbesar dalam sejarah tersebut. Atas dasar kepedulian terhadap sesama, kader NU di Inggris secara kompak mengumpulkan dana untuk korban tsunami yang kemudian disalurkan lewat PBNU.

Pendiri PCI NU UK, Muhammad Agus Mulyana mengatakan, PCI-NU UK mempunyai jasa besar dalam mengumpulkan dana sosial PBNU untuk Aceh. Dikatakanya, PCI-NU UK pascamusibah di Aceh tersebut mamang melakukan lobi-lobi ke sejumlah instansi di UK untuk mendapatkan dana sosial, guna membantu masyarakat tanah rencong.

Selain mengumpulkan dana dari muslim Inggris, PCI-NU UK berhasil menyambungkan PBNU dengan Islamic Help dan Muslim Charity Inggris guna menjalin kerjasama untuk membantu masyarakat Aceh. Hasilnya, kerja keras mereka patut diacungi jempol, tidak kurang dari Rp 4 milyar dana yang telah mengalir dari Inggris untuk Aceh melalui PBNU.

”Teman-teman di PCI-NU UK punya peran besar. Pak Faqih (Ketua PCI-NU UK) yang memimpin kawan-kawan di sana,” kata Agus Mulyana kepada NU Online belum lama ini.

Dana sebesar itu dipergunakan PBNU untuk beberapa kegiatan. Pertama, Kegiatan kemanusiaan di bidang pendidikan. Seperti, beasantri (living cost dan SPP) korban tsunami yang saat ini ditampung di berbagai Dayah (pondok pesantren). Juga aspek lain, yakni rehabilitasi dan rekonstruksi fisik Dayah yang mengalami tingkat kerusakan cukup serius. Hingga saat ini, jumlah santri yang berhasil disantuni oleh para dermawan yang disalurkan melalui KPB-NU baru mencapai 1.000 orang.

Kedua, kegiatan kemanusiaan di bidang layanan kesehatan. Kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan seperti memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para pengungsi dan anak-anak korban Tsunami yang ditampung di Dayah, memberikan sumbangan logistik berupa makanan, pakaian, dan kebutuhan diri lainnya bagi para pengungsi dan anak-anak korban Tsunami.

Ketiga, kegiatan kemanusiaan di bidang perekonomian. Seperti melakukan pembagian daging siap saji yang dihasilkan dari hewan kurban. Kegiatan itu menjadi kegiatan kolosal yang menjadi salah satu ikon kegiatan kemanusiaan di Aceh, di samping pelayanan kesehatan dan pengiriman guru agama dan tukang obat alternatif.

Apa yang dilakukan keder NU di Inggris tersebut perlu dicontoh oleh kader NU di negara lain, khususnya di Indonesia. Meski berada jauh di perantauan, mereka tetap memegang tradisi NU dengan kuat. Bahkan, mereka dapat membantu sesama yang membutuhkan bantuan. ”Kawan-kawan yang berada di luar negeri, termasuk Inggris banyak membantu PBNU,” kata Taufik R Abdullah Wakil Sekjen PBNU, Koordinator KPB-NU kepada NU Online beberapa waktu lalu. (Ahmad Millah Hasan/bersambung)