Warta

PBNU: Muslim Minoritas Harus Lebih Banyak Berikan Pelayanan Masyarakat

Jumat, 20 Februari 2009 | 02:23 WIB

Jakarta, NU Online
Muslim minoritas di daerah mayoritas nonmuslim seharusnya lebih banyak memberikan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dakwah Islam dengan cara seperti itu akan lebih efektif untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara muslim dan nonmuslim.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan hal itu usai menutup Lokakarya Nasional Fikih Minoritas bertajuk Moderasi Komunitas Muslim dalam Konteks Integrasi Nasional di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (19/2).<>

Menurut Hasyim, dengan lebih banyak memberikan pelayanan bagi masyarakat, proses substansialisasi ajaran Islam akan lebih mengena. Berbeda jika, misal, umat Islam memaksakan untuk menerapkan syariat Islam.

Hal demikian, imbuhnya, tidak saja berlaku bagi muslim Indonesia, tapi juga muslim yang tinggal di negara yang penduduknya mayoritas nonmuslim.

Hasyim menjelaskan, beberapa konflik antaragama di sejumlah negara, sebagian karena kalangan muslim terlalu memaksakan upaya formalisasi syariat Islam. Sementara, dakwah Islam dengan cara memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak banyak dilakukan.

”Seperti yang kita lihat di Thailand Selatan. Di negara yang mono-religion itu, dipaksakan formalisasi syariat Islam. Akhirnya, muncul konflik. Contoh lain di Filipina Selatan dan Eropa,” terang Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars itu.

Hal lain yang perlu dilakukan muslim minoritas adalah mengatur hubungan harmonis lintas budaya, lintas bangsa atau suku. Ia menilai, dakwah Islam yang mampu menggunakan pendekatan budaya dan suku setempat, akan lebih banyak membuahkan hasil. (rif)