Warta

Penerima Bea Siswa PBNU Diberangkatkan ke Libya

Senin, 5 Desember 2005 | 15:13 WIB

Jakarta, NU Online
Setelah menanti selama sekitar dua bulan, kelima penerima beasiswa PBNU ke Libya akhirnya bisa bernafas lega. Pasalnya, mereka akan diberangkatkan ke negeri Muammar Khadafi tersebut dengan menggunakan pesawat Qatar Air Selasa (6/12).

Kelima pelajar NU yang beruntung tersebut adalah Hana Nur Sobahi (Jakarta), Yusfar Ramadlan (Madura Jatim), Nasrullah Hasibuan (Padang, Sumatra Barat), Muhammad Mahrus (Indramayu, Jabar), Muhammad Agus Jauhari (Pati, Jateng).

<>

Sekretaris Biro Urusan Kerja Sama Beasiswa PBNU untuk Timur Tengah, H Dawam Sukardi mengatakan, keberangkatan kelima pelajar yang akan menimba ilmu di Universitas Dakwah Islamiyah Tripoli mengalami keterlambatan karena persoalan visa. Seharusnya meraka sudah diberangkatkan paling lambat pada awal bulan Ramadhan lalu.

“Seharusnya meraka bulan puasa kemarin sudah berangkat. Karena visa yang terlambat, mereka baru bisa berangkat besok,” kata H. Muhammad Dawam Sukardi ketika ditemui di Kantor PBNU, Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat, Senin (5/12).

Salah satu penerima beasiswa PBNU ke Libya, Nasrullah Hasibuan tidak dapat menutupi rasa sukanya setelah mendapat kepastian keberangkatanya ke Libya, negera yang telah lama diimpikan untuk menimba ilmu. Senyum lebar tersirat dari mukanya ketika ditemui di kantor PBNU kemarin. ”Tentu saya gembira. Ini adalah buah kerja keras saya selama ini,” kata Nasrullah Hasibuan.

Apakah tidak sedih karena jauh dari keluarga? Alumni Pondok Pesantren Musthofawiyah Purba Baru Medan ini tidak merasa sedih karena harus berjauhan dengan kelaurga. Baginya, terpilihya sebagai salah satu penerima beasiswa PBNU ke Libya adalah sebuah anugerah, meski diakuinya hal itu penuh dengan resiko.”Jauh dengan keluarga itu sudah jadi resiko. Hidup itu bagi saya memang penuh dengan resiko,” ungkapnya.

Kuota Akan Ditambah

Di tengah kesibukan persiapan kebarangkatan kelima pelajar NU tersebut, berhembus kabar yang cukup mengembirakan bagi pelajar NU yang memimpikan belajar di negeri bekas jajahan Italia tersebut. Rencananya pada tahun mendatang, kuota pelajar NU yang belajar di Libya akan ditambah dari lima orang menjadi sepuluh orang.

Penambahan kuota tersebut disampaikan Direktur Biro Kerja Sama Beasiswa PBNU untuk Timur Tengah, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj dalam sebuah pertemuan dengan para pelajar NU yang akan berangkat ke Libya pada Ahad malam lalu.”Ada kepastian tahun depan ditambah menjadi sepuluh orang,” kata Muhammad Dawam Sukardi.

Kang Said—sapaan akrab Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj—lanjut Dawam, sebelumnya mengajukan permintaan penambahan kuota pelajar NU ke Libya. Karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, pihak pemerintah Libya akhirnya mengabulkan permohonan tersebut. ”Pihak Libya memang ingin memberikan peluang yang besar kepada pelajar Indonesia karena muslim Indonesia terbesar di dunia,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Pemerintah Libya juga memberikan peluang bagi PBNU untuk membuka cabang Universitas Dakwah Islamiyah di Indonesia, dengan syarat pemerintah Indonesia memberikan izin pendirian unversitas tersebut. ”Itu kabar baru lainya. Tapi itu tergantung pemerintah Indonesia. Apakah itu diijinkan,” paparnya.(amh)