Warta

Pentingnya Kaderisasi di Tubuh IPPNU

Kamis, 1 Desember 2005 | 09:41 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menyampaikan bentuk perhatiaannya kepada IPPNU. Hal itu disampaikan lewat sambutannya saat hadir pada pembukaan Training of Trainer (ToT) Nasional yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdltul Ulama (IPPNU), Kamis (1/12)

“Saya akan memperhatikan IPPNU termasuk juga NU secara keseluruhan. Itu merupakan bentuk rasa sayang saya sama IPPNU. Kalau nggak sayang nggak mungkin saya datang ke sini”, ungkapnya disambut tepuk tangan hadirin yang mayoritas siswi SMU tersebut.

<>

Ia berpesan kepada seluruh peserta ToT itu agar tidak lagi bersifat kekanak-kanakan. IPPNU harus siap menghadapi tantangan jaman yang semakin kompleks. Ilmu pengetahuan dan teknologi, menurutnya tidak selalu memberikan sesuatu yang positif, tapi banyak juga dampak negatifnya.

Sikap mental dewasa dan kematangan bersikap, imbuhnya harus menjadi bagian dari seluruh kader IPPNU. Jika tidak IPPNU tidak akan mempunyai nilai tawar apa pun. Demikian juga dengan isu gender dan kesetaraan perempuan yang akhir-akhir ini sedang mengemuka, ia berharap IPPNU mampu meresponnya. Peluang-peluang untuk berkompetisi harus diisi oleh kader IPPNU.

Dalam acara bertema Mencetak Kader Perempuan Kreatif dalam Menemukan Jalan Baru Menuju Indonesia yang Berkeadilan itu hadir juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Drs Ahmad Bagdja dan Ketua Umum IPPNU, Siti Soraya Devi.

Dalam sambutannya, Ahmad Bagdja menyambut gembira atas diselenggarakannya kegiatan tersebut. Hal itu menurutnya merupakan upaya menggali potensi-potensi sumberdaya manusia yang dimiliki oleh NU.

“Saya sangat senang ada acara ini. Dengan demikian kita tahu akan potensi sumberdaya manusia yang kita miliki sekaligus juga menggali potensi tersebut. Mudah-mudahan hasilnya sesuai dengan apa yang ada dalam tema acara ini, yakni mencetak kader kreatif”, terangnya disambut tepuk tangan hadirin yang memenuhi ruang pertemuan PBNU lantai 8 itu.

Lebih lanjut ia menjelasakan tentang pentingnya proses kaderisasi dalam sebuah organisasi. Menurutnya, dalam sebuah organisasi kontinyuitas kaderisasi sangat penting, karena harus ada generasi yang meneruskan roda organisasi. Kontinyuitas itu dapat tercapai apabila ada aktivitas.

Sedangkan aktivitas dapat berjalan salah satu syaratnya obyektifitas dalam berpikir. Dan terakhir menurutnya, obyektifitas itu bisa terwujud kalau dalam setiap individu mau merubah pola pikir. “Jangan bermimpi perubahan bisa tercapai hanya dengan ceramah, pidato, dll. Perubahan bisa terjadi kalau kita mampu merubah sikap, perilaku dan pola pikir kita sendiri”, terangnya bersemangat.

Hampir sama dengan Ahmad Bagdja, Siti Soraya Devi mengungkapkan harapannya yang besar atas penyelenggaran TOT tersebut. Menurutnya investasi kader lebih penting daripada investasi yang lain. Kader hari ini merupakan masa depan IPPNU.

Lebih lanjut ia mengutip pendapat Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, “Jangan salah, kekuatan perempuan itu terletak pada kelemahlembutannya. Jadi jangan pernah menganggap remeh perempuan”, tandasnya.

ToT tersebut akan dilaksanakan selama 4 hari dan bertempat di gedung BPS (Badan Pusat Statistik), Jl Lenteng Agung. Pelatihan ini akan diikuti oleh 80 orang peserta yang merupakan perwakilan dari PW (Pengurus Wilayah) IPPNU se-Indonesia. Hingga berita ini diturunkan, 25 PW IPPNU sudah melakukan registrasi.(rif)