Warta LIPUTAN HAJI

Pilih Berjalan Kaki demi Pahala

Senin, 25 Oktober 2010 | 01:04 WIB

Madinah, NU Online
Pernahkan Anda nonton film perancis berjudul Le Grand Voyage? Film ini berkisah tentang perjalanan ibadah haji seorang ayah dari negara asalnya Perancis ke Masjidil Haram (Mekkah) dan meminta putranya untuk mengantar perjalanan akbarnya ini menggunakan mobil.

Saat dalam perjalanan sang anak menanyakan, mengapa ayahnya lebih memilih mobil daripada pesawat untuk sampai ke Mekkah. Sang ayah menjawab, "Berjalan kaki lebih baik daripada naik kuda, naik kuda lebih baik daripada naik mobil, naik mobil lebih baik daripada naik kapal laut, dan naik kapal laut lebih baik daripada naik pesawat. Dan aku masih ingat, dahulu kakekmu naik haji menggunakan keledai," kata sang ayah menjawab pertanyaan anaknya.
gt;
Meski tentu saja bukan film ini yang menginspirasi para jamaah untuk menunaikan ibadah haji dengan semudah-mudahnya. Namun setidaknya, mereka yang pernah menonton film ini akan mudah mengerti, mengapa ada kelompok-kelompok jamaah haji yang lebih memilih menguras tenaga fisik mereka untuk beribadah di tanah suci.

Dibandingkan dengan mengunakan mobil yang tersedia, baik secara gratis maupun harus membayar satu Riyal sekali jalan, para jamaah yang berada di hotel Burj Atir di kawasan non-Markaziyah (di luar jalan lingkar komplek Masjid Nabawi), lebih memilih untuk berjalan kaki, meskipun panas menyengat siang ini, Ahad (24/10).

Menurut Syafiuddin, dirinya memilih berjalan kaki ke Masjid Nabawi yang berjarak kurang lebih 600 meter ini karena menganggap berjalan kaki lebih banyak pahalanya. "Kan kalau jalan kaki, pahalanya dihitung perlangkah. Kalau naik mobil cuma bayar satu Riyal, apalagi yang mobil gratis? jadi lebih baik jalan kaki aja," tutur lelaki asal Papua Barat ini.

Sementara itu, Fatkhurrahman, jamaah lain asal Pamekasan Madura mengaku lebih suka berjalan kaki karena dirinya masih sehat dan teman-temannya juga lebih suka berjalan kaki. "Enakan jalan kaki Mas, panas-panas dikit gak papa, soalnya rame-rame, lagian gak terlalu jauh ini," tutur pria yang berumur 50 tahunan ini kepada NU Online, Ahad (24/10).

Letak hotel Burj Atir yang berada di Luar Markaziah memang lebih jauh daripada pondokan-pondokan yang lain yang berada di Markaziyah. Namun karena letaknya yang agak diluaran ini, maka memiliki ruangan yag longgar sehingga tidak terlalu berhimpit seperti hotel-hotel di kawasan Markaziyah. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)