Warta

PWNU Jatim Larang Golput dalam Pilgub

Sabtu, 19 Juli 2008 | 04:03 WIB

Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur melarang golongan putih (golput) atau tidak memilih dalam Pemilihan Gubernur Jatim pada 23 Juli mendatang.

"Larangan itu tertuang dalam surat PWNU ke PCNU se-Jatim tertanggal 12 Juli 2008 yang ditandatangani KH Miftachul Akhyar-KH M. Mutawakkil Alallah," kata Wakil Ketua PWNU Jatim demisioner Sholeh Hayat di Surabaya, Jumat (18/7).<>

Pertimbangannya, kata Sholeh, PWNU Jatim menilai, memilih pemimpin adalah fardlu 'ain (kewajiban pribadi) dan golput adalah mubadzir (sia-sia). Menurut dia, memilih pemimpin berbeda dengan memilih wakil rakyat yang tergolong fardlu kifayah (kewajiban secara jamaah/kelompok).

"Memilih pemimpin sama dengan menegakkan negara, sedangkan tidak memilih pemimpin berarti merobohkan negara. Itu berbeda dengan memilih wakil rakyat yang tetap ada karena ada kelompok lain atau parpol lain," katanya.

Karena itu, imbuh Sholeh, pihaknya akan menggelar Istighotsah Akbar pada 20 Juli guna membantu negara (KPU) untuk sosialisasi, sekaligus "mendinginkan" suasana pascakampanye Pilgub Jatim (6-19 Juli).

"Kami memang menggelar Istighotsah Akbar bekerja sama dengan KPU dan Panwas Jatim, bahkan lima pasangan cagub (calon gubernur) juga siap hadir. Gubernur Jatim Imam Utomo juga akan hadir bila beliau sudah datang dari Kaltim (pemimpin delegasi PON)," katanya.

Dalam istighotsah setelah salat dhuhur yang rencananya dihadiri 20 ribu nahdliyyin (warga NU) itu, acara akan diawali dengan doa syier oleh Agus Mudawi Ma'arif (Semaan Al-Ittihad, Tropodo, Sidoarjo.

Setelah itu, katanya, sambutan akan disampaikan Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah dan Gubernur Jatim Imam Utomo. Kemudian istighotsah dipimpin KH Rofiq Syiroj dari Semaan Mantab, Porong, Sidoarjo.

"Istighotsah akan diakhiri dengan doa oleh sembilan ulama yakni KH Miftachul Akhyar (Rais Syuriah PWNU Jatim), KH Abdullah Faqih (Pesantren Langitan, Tuban), KH Ali Muhammad (Semaan Al-Ittihad, Tropodo, Sidoarjo), dan KH Rofiq Syiroj (Porong)," katanya.

Selain itu, KH Chotib Umar (Mustasyar PWNU Jatim), KH Agoes Ali Masyhuri (Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim), KH Drs Mahfudz Mahsun (Gresik), KH Masyhudi (Madiun), dan KHM Mudatsir Badruddin (Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim).

"Intinya, kami ingin Jatim tetap teduh pasca Pilgub Jatim dan tidak terjadi amuk massa seperti di Tuban, atau persoalan yang berlarut-larut seperti Maluku Utara dan Sulawesi Utara, karena itu kita perlu minta langsung kepada Allah SWT," katanya. (ant/sbh)