Warta

Resolusi Nuklir Iran Tanpa Sanksi Baru

Ahad, 28 September 2008 | 22:27 WIB

New York, NU Online
Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sabtu, dengan suara bulat mensahkan rancangan resolusi yang kembali mendesak kembali Iran untuk menangguhkan program nuklirnya. Resolusi itu tidak memberikan sanksi baru dan hanya menegaskan kembali sanksi yang ada.

Resolusi 1835 minta pada Iran "untuk memenuhi sepenuhnya dan tanpa penangguhan kewajiban (sebagaimana resolusi PBB mengenai hal tersebut) dan untuk memenuhi persyaratan Dewan Gubernur IAEA (Badan Energi Atom Internasional).<>

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Zalmay Khalilzad, dengan segera menyambut baik disahkannya resolusi itu oleh semua 15 anggota dewan. "Itu menunjukkan bahwa masyarakat dunia bersatu mengenai masalah ini, bahwa Iran harus bekerja sama," katanya.

Ia menekankan bahwa krisis nuklir dengan Iran sebaiknya dipecahkan melalui diplomasi, melalui pendekatan dua-jalur dialog, termasuk pemberian insentif ekonomi oleh enam negara besar, dan sanksi.

Resolusi itu juga menegaskan kembali "komitmen pada penyelesaian dengan perundingan segera atas masalah nuklir Iran", serta menyambut baik "pendekaan dua jalur oleh Inggris, Cina, Perancis, Jerman, Rusia dan AS, enam negara besar yang berupaya untuk memangkas ambisi nuklir Iran.

AS dan sekutu Eropanya telah mendesakkan sanksi baru, lebih keras terhadap Iran, tapi telah menemui perlawanan dari Rusia dan Iran. Iran bersikeras program nuklirnya benar-benar damai dan hanya ditujukan untuk membangkitkan listrik.

Iran sendiri menyatakan bahwa rancangan resolusi itu tidak konstruktif dan memperagakan perpecahan di antara negara-negara besar.

"Itu bukan pendekatan konstruktif dan tidak akan memecahkan apa pun dari masalah mereka," ujar perunding penting nuklir Iran, Saeed Jalili.

"Apa yang mereka butuhkan sekarang adalah langkah membangun kepercayaan... Sementara, langkah seperti itu menambah ketidakpercayaan rakyat Iran," katanya seperti dikutip AFP.

"Salah satu dari negara-negara itu tidak dapat memberikan jawaban logis pada masalah Iran dan mereka telah kehilangan kohesi di antara mereka," Jalili menambahkan. (ant/afp/kp)