Dosen UNU Sumbar Meninggal Akibat Banjir Bandang, Ribuan Warga Terdampak di 13 Kabupaten/Kota
NU Online · Jumat, 28 November 2025 | 07:45 WIB
Banjir bandang menyapu bangunan dan material apapun di Sumatra Barat. (Foto: dokumen Institut Teknologi Padang)
Ayu Lestari
Kontributor
Jakarta, NU Online
Roni Saputra (42), dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sumatra Barat, menjadi salah satu korban meninggal dalam bencana banjir bandang yang melanda wilayah tersebut. Jenazah almarhum telah diberangkatkan dari Rumah Sakit M. Jamil Padang menuju rumah duka. Sementara itu, satu anaknya hingga kini masih dinyatakan hilang.
“Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Sumbar jurusan Sistem Informasi meninggal dunia, dan satu orang anaknya masih belum ditemukan,” jelas Ketua PWNU Sumatra Barat, Ganefri, kepada NU Online, Kamis (27/11/2025) malam.
Tim NU Peduli dari unsur PCNU dan PWNU Sumbar bergerak cepat membantu masyarakat terdampak bencana longsor dan banjir bandang melalui penyaluran logistik, pendataan, pendirian posko, distribusi kebutuhan pokok, koordinasi komunitas, serta pendampingan bagi para pengungsi.
“Selain itu, kader-kader Nahdlatul Ulama juga membantu mengevakuasi korban yang terjebak di lokasi bencana di Sumbar, terutama pada titik longsor dan banjir bandang,” ujar Ganefri.
Ia menjelaskan bahwa banjir bandang dan longsor dipicu oleh curah hujan ekstrem yang berlangsung selama beberapa hari di kawasan pegunungan dan hilir.
“Akibatnya, aliran air tidak mampu menampung volume hujan sehingga memicu aliran deras bercampur tanah, lumpur, dan material longsor,” terangnya.
Ia menambahkan, tanah yang menjadi labil akibat hujan deras, terutama di wilayah rawan longsor, memudahkan terjadinya pergerakan tanah.
“Kombinasi antara curah hujan tinggi, topografi pegunungan, serta aliran sungai atau lereng membuat wilayah Sumbar sangat rentan terhadap banjir bandang dan longsor, terutama saat musim hujan,” imbuhnya.
Berdasarkan data sementara, total korban meninggal dunia mencapai 12 orang, sementara warga terdampak diperkirakan sekitar 12.000 jiwa. “Daerah terdampak berada di 13 kabupaten/kota di Sumatera Barat,” ujar Ganefri.
Sementara itu, di Medan, Sumatra Utara, Kasatkorcab Banser Medan Danil Sitorus Pane melaporkan kondisi cuaca masih diguyur hujan deras dan sejumlah akses jalan lumpuh total.
“Seluruh jalan besar di Kota Medan lumpuh total. Namun rumah yang terendam hingga dua meter baru terjadi di daerah yang dekat sungai, seperti Kampung Baru, Belawan, Katamso, dan Sunggal,” kata Danil kepada NU Online.
Danil menambahkan bahwa situasi di Medan masih dalam kategori kondusif dan belum membutuhkan evakuasi besar-besaran.
“Meski kondisi seperti ini, situasi di Medan masih kondusif dan belum memerlukan relawan untuk evakuasi. Pemerintah kota juga telah menyiapkan narahubung untuk keadaan darurat,” ujarnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua