Tangerang, NU Online
Beragam cara dilakukan masyarakat dalam menyambut Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), tak terkecuali puluhan mahasiswa yang tergabung dalam BEM STISNU Tangerang yang menggelar aksi di patung Adipura Kota Tangerang Jum'at 20 Mei.
Mereka menggelar aksi damai dengan mengadakan Aksi Teatrikal yang bermaksud mengingatkan kepada para pejabat pemerintah untuk menengok rakyat kecil yang sedang kesusahan.
Koordinator aksi, Idrus Steven Maulana mengatakan, Kebangkitan Nasional merupakan masa bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda.
Menurutnya, masa itu merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli. Masa dimana pada saat itu kebijakan-kebijakan pemerintah jauh dari prorakyat.
Steven mengajak rakyat Banten, ikut serta mengawal kebijakan pemerintah. Dalam kesempatan itu mereka mengajukan sepuluh tuntutan kepada pemerintah yakni, stop politisasi instansi dan lembaga pemerintahan, tingkatkan perhatian terhadap wilayah wilayah perbatasan, tingkatkan pengawasan terhadap kebijakan program pemerintah, tingkatkan mutu pendidikan bangsa, tegakan supremasi hukum di Indonesia, stabilkan sistem perekonomian nasional, jangan jadikan Indonesia sebagai negara boneka negara kapitalis imperialisme, nasionalisasi aset negara, berantas para korupsi, awasi dan stabilkan perekonomian nasional, usut keras pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, dan prioritaskan rakyat pribumi jangan mementingkan bangsa asing.
Presiden BEM STISNU Tangerang Rustanto M Dai menambahkan, kami meminta kepada Jokowi jangan sampai melupakan Nawacita, Trisakti, dan Revolusi Mental yang selalu digaungkan olehnya. Karena, jika hal tersebut dilupakan, berarti Jokowi-JK telah mengakhiri mimpi 250 juta masyarakat Indonesia untuk sejahtera.
"Namun dalam kenyataannya, mimpi dan rakyat sirna termakan janji yang tak kunjung ditepati dan tersimpan rapi di dalam laci kabinet Jokowi-JK."
"Bertepatan dengan 20 Mei ini harus dijadikan momentum bangsa Indonesia untuk bangkit dari segala keterpurukan, bangkit dari segala penindasan," ungkapnya. (Qustulani Muhammad/Mukafi Niam)