Muhamad Abror
Kontributor
Jakarta, NU Online
Dewan Mahasantri Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Dema Amali) mengadakan kongres ketiga pada 22-24 Februari 2022 di Ma’ad Aly Al-Iman, Desa Bulus, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Acara tersebut dibuka dengan menabuh rebana.
Penabuhan rebana tersebut diwakilkan oleh empat orang, yaitu Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Amali) KH Nur Hannan, Pengasuh Pesantren Al-Iman KH Hasan Agil Ba’abud, Mudir Ma’ad Aly Al-Iman Kiai Nasrudin, dan Kepala Kementerian Agama Kebupaten Purworejo H Fatchur Rochman.
“Dengan mengucapkan bismillahirrahanirrahim, kongres ke-3 Dema Amali saya nyatakan resmi dibuka,” kata Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia KH Nur Hannan meresmikan acara tersebut, pada Selasa (22/2/2022) malam dan disusul penabuhan rebana bersama.
Sebelumnya, dalam sambutannya Kiai Nur Hannan menyampaikan apresiasi kepada segenap pengurus Dema Amali dan tuan rumah acara Ma’ad Aly Al-Iman atas terselenggaranya acara tersebut. “Atas nama pengurus Amali, saya menyampaikan selamat dan sukses atas terselenggaranya kongres ke-3 Dema Amali ini,” katanya.
Kepada Pengasuh Pesantren Al-Iman KH Hasan Agil Ba’abud dan pengurus Mahad Aly Al-Iman, Kiai Nur Hannan juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya atas kesediaannya untuk menjadi tuan rumah perhelatan satu tahun sekali ini.
Lebih lanjut, Pengasuh Pondok Pesantren al-Hasyim, Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur itu berharap kepada segenap pengurus Dema Amali untuk senantiasa bekerja sama dan bersinergi dalam rangka menjalankan tanggung jawab besar di Ma’had Aly yang sudah diakui menjadi bagian sistem pendidikan nasional sekaligus pendidikan pesantren.
Acara ini diikuti oleh perwakilan dari 71 Ma’had Aly se-Indonesia dengan total 169 peserta dan sejumlah pengurus Amali.
Kongres Dema Amali kali ini mengangkat tema Dema Amali dan Tantangan Mewujudkan Masyarakat Fiqhi; Fiqih Kedokteran. Ketua Dema Amali Ahmad Munib Sodiq mengatakan, alasan dipilihnya tema tersebut karena berdasarkan pertimbangan pengurus atas potensi yang dimiliki, yaitu penguasaan kajia fiqih yang bersumber dari rujukan-rujukan representatif dan otoritatif
"Pemilihan tema ini berdasarkan pertimbangan reasonable dan applicable. Menyesuaikan dengan potensi yang pengurus miliki dan juga tantangan yang perlu pengurus jawab," terang Munib saat dihubungi NU Online, Ahad (20/2/2022) lalu.
Untuk diketahui, Dema Amali adalah forum komunikasi dan konsolidasi Dewan Mahasantri se-Indoensia yang berada di bawah naungan Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Amali) dan telah mendapat Surat Keputusan dari Kementerian Agama RI.
Sementara Amali sendiri merupakan forum yang dibentuk dalam rangka memfasilitasi hubungan kerja sma dan menyamakan pandangan antar Ma'had Aly se-Indonesia. Amali dibentuk pada pada 27 Sya’ban 1437 bertepatan dengan tanggal 3 Juni 2016 Pada tanggal itu pula disusun SK Kepengurusan Perkumpulan dimaksud yang ditandatangani oleh para pimpinan Ma’had Aly.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 5 Perkara yang Harus Disegerakan
2
Khutbah Jumat: Menerima dan Menghargai Hasil Pilkada Sebagai Musyawarah Besar Rakyat
3
Khutbah Jumat: Daerah Berkah dengan Karakter Memimpin Ala Rasulullah
4
Hitung Cepat Dimulai, Luthfi-Yasin Unggul Sementara di Pilkada Jateng 2024
5
Hitung Cepat Litbang Kompas, Pilkada Jakarta Berpotensi Dua Putaran
6
Kronologi Santri di Bantaeng Meninggal dengan Leher Tergantung, Polisi Temukan Tanda-Tanda Kekerasan
Terkini
Lihat Semua