Kreativitas Kader NU Kencong Jember, Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Tas
Rabu, 23 September 2020 | 10:17 WIB
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Sampah plastik yang selama ini dianggap tak berguna, bahkan hanya mengganggu kesuburan tanah, ternyata bisa dimanfaatkan untuk bahan baku produk tas. Adalah Imam Syafi’i yang mendaur ulang sampah-sampah plastik untuk dijadikan tas belanja. Guru mengaji yang beralamat di Desa Mayangan, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur itu sudah melakukan usaha daur ulang sampah plastik sejak pertengahan tahun 2018.
“Tapi karena terkendala modal, saya vakum sebentar, dan mulai lagi akhir tahun 2019,” ujarnya Ustadz Imam, sapaan akrabnya, kepada NU Online di kediamannya, Rabu (23/9).
Menurutnya, salah satu yang mendorong dirinya untuk mendaur ulang sampah plastik adalah sifat plastik yang tak akan pernah lebur dengan tanah sehingga mengganggu kesuburan tanah. Selain itu, sampah yang berserakan tentu mengganggu keindahan lingkungan.
“Apalagi akhir-akhir ini penggunaan kantong plastik dibatasi oleh pemerintah,” ungkapnya.
Adapun sampah plastik yang bisa didaur ulang untuk kepentingan produk tas 'made in' Ustadz Imam adalah plastik bungkus kopi, bungkus sabun cuci, dan gelas air mineral. Sampah-sampah yang sudah dikumpulkan kemudian dicuci bersih, dicampuri cairan pembunuh kuman untuk memastikan produk tas yang dihasilkan nantinya higienis.
“Alhamdulillah, produk saya diterima masyarakat,” ungkapnya.
Untuk sementara, produk yang dihasilkan hanya berupa tas belanja yang dibutuhkan ibu-ibu untuk tempat barang belanja dalam ukuran sedang dan besar. Harga satu tas dengan bahan baku bungkus kopi dan deterjen dibandrol mulai Rp50.000 sampai Rp70.000. Sedangkan tas yang terbuat dari bekas gelas air mineral harganya lebih mahal, yakni sekitar Rp250.000.
“Harganya memang beda karena tingkat kekokohan tasnya dan kesulitannya dalam membuat karena dilakukan secara manual,” paparnya.
Usaha pembuatan tas dari bahan plastik itu, dilakukan oleh Ustadz Imam di tengah kesibukannya mengajar mengaji di Masjid Hidayatul Munawarah di desanya (sore hari), dan di Pondok Pesantren I’anatut Thalibin saat malam hari. Selain itu, ia juga sibuk menjadi Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kencong, Jember.
“Tapi bagi saya, waktu bisa diatur. Kita yang harus mengatur waktu, bukan waktu yang mengatur kita, dan mudah-mudahan apa yang saya lakukan ini bermanfaat untuk mengurangi sampah plastik, betapapun kecilnya” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua