Daerah

Nasihat dari Majlis Haul Pangeran Purbaya

Senin, 27 Agustus 2012 | 12:32 WIB

Tegal, NU Online  
Syaikh Ahmad Misbahul Munir mengatakan hidayah manusia bisa didapat dari panca indra, karena kalau panca indra kita bisa membuka maka kita bisa menerima pendapat orang lain, seperti paman nabi tidak mendapat hidayah karena tidak menerima pendapat orang. 

<>Kalau diri sendiri merasa paling benar maka sama saja ia tidak membuka panca indaranya tidak menerima pendapat orang , berarti yang ada dalam hatinya hanya setan. 

Syaikh Ahmad Misbahul Munir mengatakan hal itu di hadapan ribuan pengunjung acara haul agung Pangeran Purbaya di Desa Kalisoka Kecamatan Dukuhwaru, Ahad (27/8). “Hidup menjadi tenang bahagia dunia akhirat kita harus mendapatkan hidayah terlebih dahulu, setelah mendapatkan hidayah kita juga harus menjalankan resep hidup nabi.”

“Kalau berkeinginan bahagia dunia akhirat jangan lupa jaga hawa nafsu, karena setan selalu berjalan dalam pembuluh darah manusia, dan jangan lupa berdoa, ya mudillu dalin nafsi hatta tangkoda, ini penting mengingat adabnya gusti Allah sangat pedih,” pesanya.

Dia mengingatkan, puasa senin dan kamis ditambah tanggal 13, 14 dan 15 tiap bulan penting dijalani, karena dunia kahirat ingin kita dapatkan kebahagiaanya. “Kalau orang alim jawa dulu bilang weteng kudu ingkang luwe atau sering-seringlah berpuasa,” tuturnya.

“Para wali dulu menafsiri ayat 10 wahadaina hunaj dain , itu ona ambu-ambunan aja diambu, ono panganan ojo dipangan, ono tontonan ojo ditonton, ono suara aja dirungok’e, ono senggolan ojo disenggol lan ono rasa ajo di roso.”

Maksudnya adalah ada hal yang harus kita hindari walaupun ada di depan mata dan di dekat kita daripada kalau itu dilakukan bisa menimbulkan ketidak baikan pada diri kita. “Intinya adalah jangan lupa jasa orang-orang dulu seperti pangeran Purbaya yang sedang kita Hauli kali ini,” tegasnya. 

Dalam kesempatan itu, keturunan ketujuh Pangeran Purbaya Bambang Purnama  mengatakan Pangeran Purbaya memang tidak bisa lepas dari sejarah kabupaten Tegal, karena menurut sejarah pangeran Purbaya sendiri menikahi Giyanti Sulbalaksana yang tidak lain adalah Putri pendiri Tlatah Tegal yaitu Ki Gede Sebayu . 

Dikatakan Bambang Purnama haul ini juga sebagai perwujudan dari syiar Islam karena dari kegitan ini Al-Qur’an digemakan, ukhuwah isamiyah di tampakan dan ngaji sebagai tuntunan umat beragama digelar.  Selain itu pada acara haul juga dibacakan biografi dan perjuangannya yang sangat getol menyebarkan Islam. 

“Pangeran Purbaya semasa hidupnya diberi mandat oleh mertuanya menyebarkan Agama Islam di Kabupaten Tegal yang dimulai dari desa Kalisoka,” katanya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Walikota Tegal, Habib Ali Zaenal, Wakil Bupati Tegal Hery Sulistiawan, Agus Subagyo yang juga pengurus PCNU Kabupaten Tegal, Muspika Kecamatan Dukuhwaru, dan para kiai. 


Redaktur    : Hamzah Sahal
Kontributor  : Abdl Muiz