Garut, NU Online
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Aceng Abdul Mujib berharap ke depan NU Garut memiliki Rumah Sakit NU.
"Dengan memiliki rumah sakit, NU Garut bisa berbuat banyak hal kepada umat, terutama di bidang kesehatan," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan pengajian bulanan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sukaresmi di Pesantren Salaman Fauzan 3 Desa Sukamulya Kecamatan Sukaresmi, Garut, Senin (2/3) malam.
Dikatakan, selama dirinya menjadi Ketua Yayasan Al-Fauzaniyyah Sukaresmi banyak program kemasyarakatan yang di inisiasi, salah satunya adalah 'Bank Sampah'.
"Hasil penjualan Bank Sampah digunakan untuk pengobatan masyarakat Sukaresmi khususnya. Sistemnya yaitu menerima sampah yang telah dipilah namun tidak dibeli dengan uang, namun masyarakat yang memberikan sampah tersebut tercatat sebagai anggota mendapatkan hak untuk berobat gratis sampai sembuh," paparnya.
Dari kegiatan itu lanjutnya, pihaknya melakukan mebyaran pengobatan anggota tidak kurang dari Rp40.000.000/bulan. Mengingat besarnya biaya pengobatan tersebut, Aceng Mujib berharap ke depan memiliki Rumah Sakit NU yang menjadi milik warga NU untuk bisa berobat dengan terjangkau dan bermutu.
"Tentu ini butuh dukungan semua pihak, karena untuk bisa mewujudkan rumah sakit yang baik tidak bisa dilakukan setengah-setengah. Harus sungguh-sungguh, karena hal tiu akan menjadi kebanggaan warga NU," ungkapnya.
Aceng Mujib pun berharap ke depan NU semakin maju, karena maju dan mundurnya NU tergantung warganya, selama warga NU saling mendukung akan program dan kegiatan NU, maka NU akan semakin maju.
"Ibarat badan yang sehat selama dijaga kesehatannya, maka dia bisa melaksanakan aktivitas, namun jika badan kita tidak dirawat maka badan kita akan sakit dan tidak melaksanakan aktivitas," tutupnya.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, selain Wakil Ketua PWNU Jawa Barat KH Aceng Abdul Mujib, juga hadir Rais MWCNU Sukaresmi KH Aceng Muhammad Ali, Ketua PAC Muslimat NU Sukaresmi Hj Evi Fatimah, Komisioner Bawaslu Garut Iim Imron, puluhan ajengan, dan ratusan nahdliyin.
Kontributor: Mohamad Salim
Editor: Abdul Muiz