Pengasuh Pesantren Tegalrejo Magelang Jawa Tengah, KH Nasrul Arif (Gus Nas) saat berpidato di acara Haflah Attasakkur lil Ikhtitam Pesantren Bahrul Ulum Margodadi, Kecamatan Sumberejo, Tanggamus, Lampung. (Foto: Istimewa)
Muhammad Faizin
Penulis
Tanggamus, NU Online
Di antara kenikmatan yang Allah swt anugerahkan kepada manusia adalah memiliki keturunan atau anak. Sebagai wujud rasa syukur atas nikmat ini adalah dengan membekali anak-anak kita dengan berbagai disiplin ilmu, khususnya ilmu agama dan akhlak mulia.
Untuk meraih ilmu agama dan akhlak mulia, pesantren menjadi tempat yang paling tepat. Pesantren menjadi kawah candradimuka yang semestinya diperkenalkan kepada anak sejak dini untuk mencetak kepribadian luhur.
“Apabila ada orang tua memiliki anak yang mau diarahkan untuk mendapat pendidikan yang baik, terutama pendidikan agama, mereka adalah orang yang paling beruntung,” ungkap Pengasuh Pesantren Tegalrejo Magelang Jawa Tengah, KH Nasrul Arif (Gus Nas), Sabtu (19/3/2023).
Terlebih di era saat ini, di mana tantangan zaman semakin komplek imbas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sangat beruntung orang tua yang anaknya mau belajar di pesantren.
Baca Juga
Hukum Orang Tua Cegah Anak Mondok
Gus Nas mengungkapkan bahwa saat anak berada di pesantren, mereka terus ditempa melalui perjuangan untuk menjadi pribadi yang tangguh. Mayoritas kehidupan mereka di pesantren diisi dengan hal-hal yang tidak enak dan tidak menyenangkan.
“Walau seperti itu (bertemu dengan hal-hal yang tidak mengenakkan), anak masih mau diarahkan mencari ilmu di pesantren, itu merupakan hal yang langka,” ungkapnya.
“Kalau langka berarti antik. Hal yang antik pasti jadi barang yang dicari orang alias mahal harganya,” imbuh Gus Nas saat memberi mauidzah hasanah pada Haflah Attasakkur lil Ikhtitam Pesantren Bahrul Ulum Margodadi, Kecamatan Sumberejo, Tanggamus, Lampung.
Orang tua yang mau dan ikhlas menitipkan pendidikan agama di pesantren, lanjut dia, juga merupakan orang yang tidak egois. Mereka mematuhi perintah Rasulullah saw yang memerintahkan para orang tua untuk memuliakan anak-anaknya dengan pendidikan agama yang dapat menyelamatkannya dari api neraka.
“Orang tua mana yang tidak mau diselamatkan anak-anaknya dari api neraka,” tanya Gus Nas.
Saat menyerahkan putra-putrinya ke pesantren, orang tua juga harus benar-benar ikhlas lahir dan batin. Orang tua bukan hanya menitipkan saja kepada pengasuh pesantren. Namun, benar-benar memasrahkannya.
Karena jika masih setengah-setengah dalam memesantrenkan putra-putrinya, maka bisa menjadi tidak maksimalnya keberhasilan dan keberkahan dalam mencari ilmu. Padahal ilmu inilah yang paling penting bagi mereka sebagai bekal mengarungi masa depan.
Gus Nas juga mengungkapkan bedanya seseorang yang memiliki ilmu dengan mereka yang memiliki harta. Menurut dia, jika seseorang memiliki ilmu, maka ilmu itulah yang akan menjaganya. Namun, jika seseorang yang memiliki harta, maka maka hartanyalah yang harus dijaga.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua