Daerah

Pawai Muludan di Semarang

Jumat, 25 Januari 2013 | 04:06 WIB

Semarang, NU Online 
Ribuan warga tumpah ruah di jalanan sambil menyanandungkan shalawat Nabi. Walau hujan terus saja turun, tetapi peserta pawai dari pelbagai komunitas tersebut tidak bubar. 
<>
Mereka terus berjalan dengan rute awal Masjid UNNES, rusunawa Putri, Sekaran dan dipungkasi di lapangan Banaran, Gunungpati, Kota Semarang. Rebana, umbul-umbul dan bendera anek warna, serta spanduk-spanduk ikut memeriahkan pawai.

Kegiatan seperti ini merupakan tradisi yang telah berlangsung lama, sebuah tradisi luhur setempat yang bertujuan melestarikan lagi semangat meniru tauladan Nabi Muhammad SAW dan merekatkan kembali jalinan silaturahim antarkomponen masyarakat.

"Kegiatan ini merupakan salah satu sarana meningkatkan Ukhuwah Nahdliyah, Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathoniyah. Pawai Muludan sudah berlangsung lama, sejak saya kecil," jelas Muntari, aktivis NU Banaran, sekaligus Lurah Sekaran.

"Pawai  seperti ini mencegah warga dari isolasi dunia moderen lewat televisi, peralatan elektronik seperti ponsel, mall. Dalam pergerakan pawai, kami bertemu, mengatur diri hingga secara jamaah menjadi tertib, dinamis, dan guyub. Ini semua perintah Nabi Muhammadi, meski tidak eksplisit," lanjutnya.

Dalam kegiatan ini turut serta dari kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Komisariat Universitas Negeri Semarang. 

Acara yang berlangsung setelah shalat Isya itu berakhir dengan acara pengajian umum di lapangan Banaran dan diakhiri sekitar pukul 00.30. Dengan menyisakan semangat merajut kembali persaudaraan dan semangat meniru Uswatun Hasanah Nabi Muhammad SAW.


Redaktur    : Hamzah Sahal
Kontributor : IPNU-IPPNU Unnes