PCNU Makassar dan Perhimpunan Indonesia Tionghoa Sulsel Ngaji Bareng Rawat Harmoni Kebangsaan
Sabtu, 29 Maret 2025 | 05:00 WIB

Suasana kegiatan silaturahim kebangsaan dan buka puasa bersama yang digelar PCNU Kota Makassar bersama Perhimpunan Indonesia Tionghoa, di Makassar Golden Hotel (MGH), pada Jumat (28/3/2025). (Foto: Ridwan)
Ridwan
Kontributor
Makassar, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Makassar dan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Sulawesi Selatan (Sulsel) melaksanakan kegiatan silaturahim kebangsaan dan buka puasa bersama di Makassar Golden Hotel (MGH), pada Jumat (28/3/2025).
Kegiatan bertajuk Ngaji Ramadhan dengan tema Jejak Islam di Tiongkok dan Pengaruhnya terhadap Peradaban ini menghadirkan narasumber Peneliti dan Pemerhati Kajian Islam Tiongkok Novi Basuki. Acara ini dihadiri ratusan peserta lintas agama.
Wakil Ketua INTI Sulsel Rudy Gunawan mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen bersama untuk merawat harmoni kebangsaan pada momentum bulan suci Ramadhan.
“Melalui momentum bulan suci Ramadhan ini kita kolaborasi bersama saudara-saudara kami di PCNU Kota Makassar melaksanakan silaturrahim kebangsaan dan buka puasa bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Makassar Usman Sofyan mengatakan, acara buka puasa bersama ini menghadirkan diskusi yang diharapkan dapat membangun harmoni kebangsaan dari kalangan bawah hingga elit.
Menurutnya, puasa tidak hanya melahirkan keshalehan individual, tetapi juga keshalehan sosial yang berperan sebagai jembatan rahmat antarumat beragama.
Adapun kata Usman, acara ini bertujuan untuk membangun kerukunan dan persaudaraan kebangsaan secara praktis, bukan hanya teori.
"Hari ini kami mengundang tokoh-tokoh lintas agama untuk berbuka puasa bersama, alhamdulillah acara berjalan dengan sukses," jelasnya.
Semantara itu Novi Basuki menerangkan bahwa dalam Islam, ada ajaran wasathiyah, yang dinilai persis dengan yang diajarkan oleh ajaran Konfusius. Konfusianisme diambil dari nama seorang filusuf terkenal Tiongkok pada abad ke-6 SM, Konfusius.
‘’Bahwa orang memeluk kepercayaan dengan tidak ekstrem kanan dan kiri. Ini mirip dengan yang disabdakan Nabi Muhammad,’’ pungkas penulis buku Islam di Tiongkok Dulu dan Kini itu.
Terpopuler
1
Begini Tata Cara Pelaksanaan Shalat Idul Fitri
2
3 Amalan Sunnah Sebelum Berangkat Shalat Idul Fitri
3
Sejumlah Negara Rayakan Idul Fitri 1446 H pada Ahad, 30 Maret 2025
4
4 Amalan yang Dianjurkan pada Malam Idul Fitri
5
Niat dan Waktu Mandi Sunnah Idul Fitri
6
Lafal Bilal Shalat Idul Fitri, Dilengkapi Latin dan Terjemah
Terkini
Lihat Semua