Daerah

Rijalul Ansor Sidoarjo Ajak Kader Ngaji Kitab di Makam Wali

Kamis, 19 Desember 2019 | 15:00 WIB

Rijalul Ansor Sidoarjo Ajak Kader Ngaji Kitab di Makam Wali

Ngaji keliling makam oleh Majlis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sidoarjo, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Yuli R)

Sidoarjo, NU Online
Sejumlah cara dilakukan untuk memperkuat ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah atau Aswaja an-Nahdliyah di kalangan kader. Seperti yang dilakukan Majlis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sidoarjo, Jawa Timur. 
 
Mereka menggelar ngaji rutin kitab Hujjah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah setiap dua pekan. Uniknya, kegiatan yang diasuh Gus Zaqiyul Umam ini dilaksanakan berkeliling di makam wali atau ulama yang berada di wilayah Sidoarjo. 
 
Dan pada ngaji rutin Rabu (18/12) malam, bertempat di makam Kiai Barnawi, Desa Ngaresrejo, Kecamatan Sukodono.
 
Rangkaian acara diawali dengan pembacaan shalawat, tahlil, sambutan dan ngaji kitab Hujjah Ahlussunnah Wal Jama’ah karya KH Ali Maksum, Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta.
 
Ustadz Muklis, juru kunci makam menyampaikan sejarah perjuangan Mbah Barnawi. 
 
“Mbah Barnawi ini seorang keturunan Sunan Gunung Jati sebagaimana diceritakan keluarga dan mbah-mbah saya,” kata Ustadz Muklis. 
 
Menurutnya, Mbah Barnawi konon adalah seorang komandan perang di Kerajaan Mataram pada masa perjuangan Pangeran Diponegoro dan punya banyak kelebihan serta karamah. 
 
“Kemudian beliau memisahkan diri untuk menyebarkan agama Islam dan berjalan ke arah timur serta berganti nama agar tidak dikenal oleh musuh hingga sampai di Desa Ngaresrejo, Sukodono,” ungkapnya. 
 
Pria yang juga pengurus Unit Pengumpul Zakat, Infaq dan Shadaqah (UPZIS) Lembaga Amil Zakat, Infak, Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Ranting Ngaresrejo ini mengaku mempunyai manuskrip atau kitab kuno peninggalan Mbah Barnawi.
 
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan bahwa haul Mbah Barnawi diperingati setiap tahun oleh masyarakat setempat dengan berbagai keajaiban yang mengiringi. Salah salah satu contoh, waktu itu sebagai panitia mau membeli daging ke pasar tiba-tiba ada orang yang mengirim seekor kambing, akhirnya tidak jadi membeli daging.
 
H Rizza Ali Faizin, Ketua PC GP Ansor Sidoarjo dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Sukodono sebagai tuan rumah. 
 
“Formula ngaji teman-teman Rijalul Ansor Sidoarjo hari ini memang beda,” ucap pria yang saat ini juga menjabat sebagai anggota DPRD Sidoarjo periode 2019-2024. Mudah-mudahan ini tidak hanya selesai di seremonial, tapi ada yang dapat ditulis sebagai sejarah, lanjutnya.
 
Gus Zaqiyul Umam menyampaikan kajian kitab Hujjah Aswaja khususnya di bab tawassul. 
 
”Bahwa tawassul kepada Nabi SAW dan lainnya, baik kepada para nabi, wali, dan orang shaleh adalah sesuatu yang diperbolehkan bahkan disunnahkan,” terang Gus Zaqi, sapaan akrabnya. 
 
Tawassul memiliki makna doa dan memohon kepada Allah yang Maha Luhur melalui perantara derajat mereka yang memiliki derajat. 
 
Gus Zaqi yang juga pengurus Rijalul Ansor PC GP Ansor Sidoarjo ini menjelaskan tentang kebolehan dan kebaikan melakukan tawassul dari perkara yang sudah diketahui pada setiap urusan agama. Baik merupakan perbuatan para nabi dan rasul, lelaku salafus shaleh, para ulama, dan orang awam dari kalangan Muslimin. 
 
“Tidak ada seorang pun yang mengingkarinya baik dari ulama salaf maupun ulama khalaf dari ahli-ahli agama, dan tidak terdengar tentang pengingkaran tawassul di dalam beberapa zaman kecuali Ibnu Taimiyah”,jelasnya.
 
Dalam pandangannya, banyak ulama besar Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang telah mengarang tentang kebolehan bertawassul di dalam kitab karya sendiri dan membeberkan di dalamnya dalil untuk menolak pendapat Ibnu Taimiyah,” tandasnya. 
 
Ngaji Aswaja dihadiri Ketua PC GP Ansor Sidoarjo beserta pengurus, jajaran Satkorcab Banser Sidoarjo, Ketua MDS Rijalul Ansor Sidoarjo. Juga tampak sejumlah ketua dan pengurus utusan PAC GP Ansor se-Sidoarjo, komunitas sarjana kuburan (Sarkub), serta tokoh masyarakat setempat. 
 
 
Kontributor: Yuli Riyanto
Editor: Ibnu Nawawi