Daerah

Santri Harus Mampu Seimbangkan Urusan Dunia dan Akhirat

Rabu, 29 Juni 2016 | 15:41 WIB

Kudus, NU Online
Hidup seorang santri harus mempertimbangkan dua hal, yakni kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Keseimbangan hidup untuk tetap berdaya guna di kehidupan dunia ini menjadi penting adanya, namun tetap pada jalur tidak melupakan bekal untuk kehidupan di akhirat.

Demikian salah satu pesan KH Fathur Rahman, pimpinan Ma’had Qudsiyyah Kudus Jawa Tengah dalam penutupan ngaji posonan Ma’had Qudsiyyah, pada Sabtu (25/6) malam .

Kiai Fathur menjelaskan, untuk sukses di kehidupan dunia, santri harus profesional dan kreatif. “Tantangan kita semakin berat, perkembangan teknologi kian cepat. Santri harus mampu menguasai, jangan sampai ketinggalan,” katanya.

Ia berpesan santri jangan hanya fokus pada mapel kitab dan salafiyah saja, tetapi mengabaikan ilmu-ilmu yang bersifat duniawi. “Ora dadi pitakon kubur, kudu diilangi, ora oleh dadi alasan (slogan “tidak jadi pertanyaan di alam kubur” harus dihilangkan, tidak boleh jadi alasan meninggalkan pelajaran-pelajaran umum),” pesan beliau.

Di hadapan sekitar 150 santri yang ikut ngaji posonan di Ma’had Qudsiyyah, kiai dari Padurenan Gebog Kudus ini berpesan, semua ilmu harus dipelajari dan didalami. Tidak boleh membeda-bedakan ilmu dunia dan ilmu akhirat.

Untuk mampu menjadi profesional dan berhasil di dunia, kiai Fathur berpesan agar selalu serius dalam mencari ilmu dan tidak membeda-bedakan ilmu. Bekal untuk kehidupan di dunia harus dipersiapkan dengan ilmu dan keahlian.  

Di sisi lain, Kiai Fathur juga berpesan jangan sampai melupakan kewajiban untuk kehidupan di akhirat. Tugas dan bekal untuk akhirat jangan sampai dilupakan. “Jangan sampai terbuai di dunia, sehingga melupkan kewajiban-kewajiban untuk bekal di akhirat,”  katanya.

Ia menjelaskan, untuk bekal di akhirat, santri harus mulai sregep dan fokus pada shalat fardlu dan shalat-shalat yang disunnahkan. “Jangan sampai hanya melaksanakan shalat wajib saja, juga harus dimulai dengan rutin melaksanakan shalat sunnah seperti rawatib, witir, dan Dhuha,” jelasnya.

Dengan menjalankan dan memperhatikan shalat wajib dan shalat sunnah, maka akan semakin mudah untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat nanti. (Muhammad Kharis/Mukafi Niam)