Bahaya Diagnosis Mental Lewat AI di Kalangan Gen Z-Alpha
NU Online · Ahad, 30 November 2025 | 17:00 WIB
Jakarta Timur, NU Online Jakarta
Tren anak muda menggunakan artificial intelligence (AI) seperti Chat GPT untuk menilai kondisi kesehatan mental makin tinggi. Psikiater Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) Kristiana Siste mengingatkan praktik ini berisiko menyesatkan karena AI tidak dirancang untuk menegakkan diagnosis klinis.
Siste mengatakan banyak remaja dan dewasa muda kini bergantung pada chatbot untuk mencari tahu kepribadian hingga dugaan depresi.
"AI ini kan seringkali digunakan oleh gen Z dan gen Alpha untuk menanyakan 'Aku kepribadiannya apa? Introvert atau extrovert? Aku depresi nggak sih?," ujarnya dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan pada Jumat (28/11/2025).
Ia menekankan bahwa hasil AI sering keliru atau berlebihan sehingga tidak dapat dijadikan dasar diagnosis. Lebih lanjut, ia menilai melakukan self-treatment tanpa konsultasi dokter termasuk praktik yang berbahaya dan berpotensi memperburuk kondisi kesehatan mental.
Siste menyebut ketergantungan berlebih pada AI dapat membuat anak muda menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa lebih dipahami oleh chatbot.
"Selain itu, ketergantungan berlebih pada AI dapat membuat anak muda menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa lebih dipahami oleh chatbot," lanjutnya.
Siste menambahkan salah satu pendorong meningkatnya tren tersebut adalah kurangnya komunikasi di dalam keluarga. Kondisi itu membuat banyak anak muda merasa lebih nyaman berbagi keluhan kepada AI daripada kepada orang-orang terdekat mereka.
Selengkapnya klik di sini.
Terpopuler
1
Bedah Hujjah KH Afifuddin Muhajir: Dari Kewajiban Taat AD/ART hingga Pentingnya Bukti Konkret
2
Kelompok Sultan Tunjuk M Nuh sebagai Katib Aam PBNU
3
Kelompok Sultan Gelar Rapat Harian Syuriyah-Tanfidziyah di Gedung PBNU
4
PBNU Kelompok Sultan Targetkan Percepatan Muktamar dan Gelar Harlah 1 Abad NU
5
Gus Yahya Dorong Islah Demi Keutuhan Jamiyah, Serukan Warga NU Tetap Jaga Persatuan
6
Kabar Duka: Prof Ahmad Syafiq, Pengurus Lembaga Kesehatan PBNU Wafat
Terkini
Lihat Semua