Jateng

Selain Belajar Agama, Pesantren juga Pusat Pemberdayaan Ekonomi dan Ramah Anak

Rabu, 23 Oktober 2024 | 19:00 WIB

Selain Belajar Agama, Pesantren juga Pusat Pemberdayaan Ekonomi dan Ramah Anak

Sarasehan Pondok Pesantren dalam rangka Hari Santri Nasional 2024, yang berlangsung di Gedung Graha Nusantara, Senin (21/10/2024).

Blora, NU Online

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah sukses menyelenggarakan Sarasehan Pondok Pesantren dalam rangka Hari Santri Nasional 2024, yang berlangsung di Gedung Graha Nusantara, Senin lalu.


Asisten Pemerintahan dan Kesra Ema Rachmawati dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran pondok pesantren dalam mendukung pemberdayaan ekonomi. Menurutnya, pondok pesantren memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimaksimalkan oleh pemerintah.

 

“Pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga bisa menjadi pusat pemberdayaan ekonomi yang kuat,” ujar Ema dilansir NU Online Jateng.


Ia juga menyoroti penurunan jumlah santri yang masuk ke pondok pesantren dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data, penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah citra negatif pesantren yang muncul akibat kasus kekerasan.

 

“Kita harus serius meregulasi hal ini, karena kasus-kasus tersebut merusak citra pesantren yang selama ini menjadi tempat pembentukan karakter. Harapannya, dengan rangkaian acara Hari Santri 2024 ini, antusiasme masyarakat untuk memasukkan anak-anaknya ke pesantren bisa kembali meningkat,” tambahnya.


Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghofar Rozin, dalam kesempatan yang sama, mengingatkan peran besar pesantren dan santri dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Ia berharap sarasehan ini bisa memberikan kontribusi signifikan, khususnya dalam mendorong konsep pesantren ramah anak.


"Harapan kami, pada Hari Santri tahun depan, kita sudah meraih pencapaian baru dalam mewujudkan pesantren ramah anak," tegasnya.


Acara ini dihadiri oleh 550 peserta yang terdiri dari perwakilan Kementerian Agama, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pengurus Wilayah NU, Pengurus RMINU, pengasuh pondok pesantren, dan santri.

 

Sarasehan ini menghadirkan tiga pemateri, yakni Dra Retno Sudewi (Kepala DP3AKB Provinsi Jawa Tengah), KH Ahmad Kafabihi Mahrus (Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri), dan Nuryanto (Ahli Gizi Fakultas Kedokteran UNDIP).