Kesehatan

3 Sunnah Rasul Ini Bisa Mencegah Cacingan pada Anak

NU Online  ·  Rabu, 17 September 2025 | 21:00 WIB

3 Sunnah Rasul Ini Bisa Mencegah Cacingan pada Anak

Ilustrasi Sunnah Rasul. (Foto: NU Online)

Kasus cacingan pada anak di Indonesia masih terjadi. Meskipun di beberapa daerah sudah banyak pemberian tablet anticacing, tetapi di daerah tertentu kejadian cacingan muncul secara tak terduga. Kasus terakhir yang membuat heboh adalah infeksi cacing pada balita yang keluar melalui beberapa lubang tubuhnya. Cacing perut yang menginfeksi balita tersebut ditengarai berasal dari tanah yang masuk ke dalam tubuh melalui kebiasaan bermain.

 

Islam adalah agama yang sangat menekankan kebersihan sebagai bagian dari iman. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ

 

Artinya: “Kebersihan adalah sebagian dari iman” (HR. Muslim). 

 

Sunnah-sunnah Rasul seperti menjaga fungsi kedua tangan, memotong kuku, dan mencuci tangan bukan hanya bernilai ibadah, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, termasuk dalam mencegah cacingan pada anak. 

 

Berikut adalah rincian kesunnahan yang bernilai kesehatan, khususnya dalam mencegah cacingan:

 

1. Penggunaan Tangan yang Tepat

Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dalam kitabnya yang berjudul Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi buku berjudul Cahaya Purnama Kekasih Tuhan menceritakan bahwa salah satu Sunnah Rasul adalah menjaga fungsi tangan kiri dan kanan sebagai berikut:

 

Tangan kanan Beliau untuk makanan dan minuman, sedangkan tangan kiri Beliau untuk toilet dan kotoran-kotoran yang lain.” (Cahaya Purnama Kekasih Tuhan terjemah kitab Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin, [Jombang, Pustaka Tebuireng, 2019], h. 125)

 

Sunnah Rasul tersebut dijelaskan Hadratussyekh ketika merinci akhlak dan perilaku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau seolah hendak menitipkan pesan kepada kaum muslimin yang menjadi orang tua bagi anak-anaknya agar membiasakan mencintai  Rasulullah dengan mengajarkan makan menggunakan tangan kanan. Sebaliknya, anak-anak kaum muslimin harus dibiasakan untuk membersihkan kotoran dengan tangan kiri.

 

Pernyataan Hadratussyekh tersebut sesuai dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Umar bin Abi Salamah:

 

كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيْشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي رَسُولُ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا غُلَامُ سَمِّ الله وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ

 

Artinya: “Saat aku masih kecil dan berada dalam asuhan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, tanganku berseliweran di nampan ketika makan. Rasulullah SAW bersabda, ‘ Wahai Ghulam, bacalah nama Allah, lalu makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.’ Maka seperti itu gaya makanku setelahnya.” (HR Bukhari)

 

2.  Memotong kuku

Kuku yang panjang dapat menjadi tempat bersarangnya kotoran dan telur cacing. Penelitian kesehatan anak menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak rutin memotong kuku memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi cacing. 

 

Peran orang tua, terutama ibu, sangat penting untuk membiasakan anak dalam memotong kuku agar terhindar dari infeksi cacing (Kumala dan Yudhastuti, 2016, Hubungan Pengetahuan Ibu dan Higiene Perorangan Dengan Kejadian Cacingan pada Murid Taman Kanak-kanak Ibnu Husain Surabaya, Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 5 nomor 2: halaman 73).

 

Telur cacing dapat menempel di bawah kuku dan masuk ke tubuh saat anak makan atau mengisap jari. Dengan memotong kuku secara teratur, risiko ini dapat diminimalkan secara signifikan. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk memotong kuku secara teratur sebagai bentuk dari fitrah dan sunnah Nabi.

 

مِنْ الْفِطْرَةِ حَلْقُ الْعَانَةِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ

 

Artinya: "Termasuk sunnah-sunnah fitrah adalah mencukur bulu kemaluan, memotong kuku dan mencukur kumis." (HR Bukhari)

 

3.  Mencuci tangan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

 

وَإِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَغْسِلْ يَدَهُ قَبْلَ أَنْ يُدْخِلَهَا فِي وَضُوئِهِ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لاَ يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ 

 

Artinya: "Jika kalian bangun tidur maka hendaknya mencuci tangannya sebelum memasukannya ke tempat air wudhunya, karena kalian tidak tahu di mana semalam tangan kalian bersemayam." (HR Bukhari dan Muslim)

 

Hadits ini menunjukkan pentingnya Sunnah Nabi mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas, termasuk makan. Penelitian juga menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang kebersihan tangan anak sangat berpengaruh terhadap angka cacingan. Ibu yang rutin mengajarkan anak mencuci tangan sebelum makan dan setelah bermain dapat menurunkan risiko infeksi cacing secara drastis.

 

Saat ini, penerapan Sunnah Rasul dalam mencuci tangan adalah dengan air mengalir dan sabun atau antiseptik. Air yang mengalir memiliki kemampuan untuk melepaskan debu dari permukaan tangan, sedangkan sabun maupun antiseptik dapat membunuh bakteri yang berbahaya. Bila ingin praktis, penggunaan hand sanitizer juga bisa menjadi alternatif untuk menjaga higienitas tangan.

 

Hal penting lainnya yang harus diketahui oleh orang tua adalah pemberian obat cacing untuk anak. Obat cacing sering diprogramkan di posyandu, puskesmas, maupun sekolah. Orang tua perlu memastikan bahwa obat cacing yang diberikan digunakan dengan tepat untuk anaknya. Apabila orang tua memiliki pertanyaan seputar obat cacing, dapat menanyakannya kepada apoteker.

 

Ibu memiliki peran sentral dalam menjaga kebersihan anak. Pengetahuan ibu tentang pentingnya memotong kuku, mencuci tangan, dan menjaga kebersihan badan sangat menentukan kesehatan anak. Studi kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa edukasi ibu tentang kebersihan berbanding lurus dengan rendahnya angka cacingan. Ketika ibu menerapkan Sunnah Rasul dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya pahala yang didapat, tetapi juga perlindungan kesehatan bagi anak-anak mereka. Wallahu a’lam.

 

Yuhansyah Nurfauzi, Apoteker dan Peneliti Farmasi.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang