131 Anak Indonesia Dilaporkan Idap Gangguan Ginjal Akut Misterius
Kamis, 13 Oktober 2022 | 16:30 WIB
Jakarta, NU Online
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan sebanyak 131 anak di Indonesia terkena gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury of unknown origin).
Ketua Pengurus Pusat IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, tren kasus terjadi pada periode Januari hingga Oktober 2022 di 14 provinsi di Indonesia. Tren tersebut sempat memuncak pada September lalu dan terpantau mengalami penurunan pada Oktober ini.
“Per 10 Oktober, yang masuk ke kami, tentu saja ini mungkin tidak representatif seluruh Indonesia, tetapi data yang melaporkan ke IDAI dan berhasil kami kumpulkan dari IDAI cabang itu ada kumulatif 131 kasus,” katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (13/10/2022).
Sementara, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Eka Laksmi Hidayati mengatakan dalam dua bulan terakhir (Agustus-September), terjadi lonjakan kasus sampai kisaran 100 anak mengidap gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya.
“Di Agustus itu kami catat ada 35 kasus. Kemudian, di September meningkat menjadi 71 (kasus). Di Oktober ini, sampai tanggal 11 ada sembilan kasus,” ujar dia.
Adapun 14 provinsi yang telah melaporkan kasus gangguan ginjal akut misterius antara lain, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Temuan kasus gagal ginjal akut tersebut hingga kini belum diketahui penyebabnya. Namun, Eka memastikan sejauh ini pihaknya belum menemukan kaitan gangguan ginjal akut misterius dengan obat-obatan tertentu, seperti yang terjadi di Gambia, Afrika Barat.
“Sudah dicek mengenai peredaran obat-obatan. Dan obat-obat yang diproduksi di India itu tidak beredar di Indonesia. Bahan baku obat Indonesia juga tidak ada yang berasal dari India. Tetapi, ini mungkin nanti akan lebih detail oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) karena menereka yang menginvestigasinya,” terang Eka.
Seperti diketahui, sebanyak 69 anak di Gambia meninggal dunia karena gagal ginjal akut. Kematian sejumlah pasien anak tersebut dikaitkan dengan penggunaan sirup paracetamol buatan India. Empat sirup batuk asal India itu diimpor melalui perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat.
Kementerian Kesehatan Gambia kini telah meminta rumah sakit untuk berhenti menggunakan sirup paracetamol tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan empat obat tersebut meliputi Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.
BPOM pastikan obat batuk gagal ginjal India tak masuk RI
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) memastikan empat produk obat batuk sirup mengandung paracetamol yang diduga berkaitan dengan kematian puluhan anak di Gambia tidak terdaftar di Indonesia.
“Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia,” kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua