Nasional

16 HAKTP 2025, Komnas Perempuan Serukan Pemulihan Ruang Aman bagi Perempuan dan Anak

NU Online  ·  Sabtu, 22 November 2025 | 15:00 WIB

16 HAKTP 2025, Komnas Perempuan Serukan Pemulihan Ruang Aman bagi Perempuan dan Anak

Ketua Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor (Foto: NU Online/Rikhul Jannah)

Jakarta, NU Online
Ketua Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Maria Ulfah Anshor menyerukan urgensi pemulihan ruang aman bagi perempuan dan anak melalui kampanye 16 Hari Antikekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) 2025.


Ia menjabarkan, berdasarkan catatan Komnas Perempuan tahun 2024 mencatat 330.097 kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan meningkat dari 14 persen dibanding tahun 2023, mayoritas kasus di ranah personal, disusul di ranah publik dan negara.

 

"Peningkatan ini menunjukkan bahwa kekerasan terhadap perempuan masih menjadi ruang personal yang mengakar,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (22/11/2025).

 

Ulfah mengatakan selain kekerasan fisik dan seksual, saat ini merambah dalam bentuk kekerasan digital, kekerasan berbasis identitas, dan kekerasan dalam lingkungan kerja.

 

“Ini diperburuk oleh meningkatnya konservatisme sosial, bias gender yang mengakar, serta lemahnya akses korban terhadap layanan dan keadilan. Akibatnya, banyak perempuan yang masih belum berani melapor atau mendapatkan perlindungan yang layak,” katanya.

 

Dalam momentum 16 HAKTP 2025, Ulfah mengingatkan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran serius hak asasi manusia. Ia menekankan pentingnya ruang aman sebagai syarat utama partisipasi setara.

 

“Kita menegasakan menciptakan ruang aman adalah tanggung jawab kita semua, ruang aman juga diartikan bahwa perempuan dapat beraktiivitas tanpa takut disalahkan, tanpa takut didiskriminasi tanpa takut diserang, dan tanpa takut didiamkan. Ruang aman ini harus menjadi ruang tumbuh dan berpartisipasi secara setara,” tegasnya.

 

Senada, Deputi Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Desy Andriani menyampaikan bahwa 16 HAKTP merupakan kampanye dalam mendorong upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.

 

“Kita harus suarakan bahwa setiap rumah, sekolah, ruang publik, dan setiap sudut digital menjadi ruang aman bagi perempuan dan anak-anak perempuan,” ucapnya.


Sementara itu, Perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA) Hassan Mohtashami mengatakan bahwa satu dari tiga perempuan masih mengalami fisik atau seksual.

 

“Setiap dua menit seorang perempuan atau anak perempuan meninggal dunia akibat hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan atau persalinan yang sebagian besar dapat dicegah,” katanya.
 

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang