Ada Gerhana Matahari Cincin 10 Juni, Berikut Panduan Shalatnya
Kamis, 3 Juni 2021 | 03:30 WIB
Wilayah gerhana meliputi belahan Bumi bagian utara terutama kawasan lingkar kutub. Daerah umbra hanya melintasi daratan Canada, pulau Hijau (Greenland) dan Russia timur jauh.
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Setelah beberapa waktu lalu terjadi fenomena Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021, pada 10 Juni yang akan datang, akan terjadi kembali fenomena alam yang jarang terjadi yakni Gerhana Matahari Cincin. Wilayah gerhana meliputi belahan Bumi bagian utara terutama kawasan lingkar kutub. Daerah umbra hanya melintasi daratan Canada, pulau Hijau (Greenland) dan Russia timur jauh.
Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) Ma’rufin Sudibyo menyebut hanya daerah-daerah ini yang bisa menyaksikan Matahari berbentuk cincin pada saat puncak gerhana. Ini artinya gerhana ini tidak bisa disaksikan dari Indonesia.
“Sedangkan sebagian Amerika timur, sebagian besar Eropa dan Asia utara menjadi daerah penumbra yang menyaksikan gerhana sebagian pada puncak gerhana,” jelasnya dalam keterangan tertulis kepada NU Online, Kamis (6/3).
Gerhana Matahari ini secara global dimulai pada pukuol 09:30 UTC (GMT) dan berakhir pada pukul 12:00 UTC. Titik greatest eclipse terjadi di sisi barat pulau Hijau, di mana annularitas (ketampakan Matahari berbentuk cincin) akan terjadi selama 3 menit 51 detik.
Jika disesuaikan dengan waktu di Indonesia bagian barat misalnya, waktu gerhana matahari cincin ini akan dimulai pada pukul 15:12:20 WIB hingga selesai pukul 20:11:19 WIB. Fase puncak gerhana akan terjadi pada pukul 17:41:54 WIB.
Menyikapi fenomena gerhana matahari yang dalam bahasa Arab dinamakan kusufus syamsi ini, umat Islam disunahkan melaksanakan shalat sunah gerhana matahari. Shalat gerhana matahari dilakukan saat gerhana sedang terjadi dengan memastikannya terlebih dahulu.
Adapun tata cara shalat gerhana yang dilakukan sebanyak dua rakaat ini kurang lebih sama dengan shalat gerhana bulan. Panduannya adalah sebagai berikut:
1. Niat melakukan shalat gerhana matahari dengan lafal niat:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
2. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.
3. Setelah ruku pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali.
4. Ruku yang pertama dalam rakaat pertama lebih panjang dari yang kedua.
5. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang dari bacaan surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
6. Bacaan surat dalam shalat sunah gerhana matahari boleh dipelankan atau boleh juga dikeraskan. Tetapi disunahkan pelan.
7. Dalam shalat gerhana tidak ada adzan dan iqamah.
8. Setelah shalat, disunahkan untuk melanjutkan dengan dua khutbah
9. Jika shalat sunah gerhana matahari dilakukan sendirian, tidak perlu ada khutbah. Begitu juga jika semua jamaahnya adalah perempuan.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua