Nasional

Akademisi Sebut Pelibatan Militer di Program MBG Jadi Penyebab 5.000 Lebih Siswa Keracunan

NU Online  ·  Kamis, 25 September 2025 | 19:30 WIB

Akademisi Sebut Pelibatan Militer di Program MBG Jadi Penyebab 5.000 Lebih Siswa Keracunan

Gambar hanya sebagai ilustrasi berita. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Akademisi Universitas Negeri Semarang (Unnes) Edi Subkhan menyebut bahwa tata kelola yang tidak sehat karena pelibatan militer di program Makan Bergizi Gratis menjadi penyebab 5.000 lebih siswa keracunan.


"Program MBG ini tidak sehat, bukan hanya karena sudah ribuan anak keracunan, tapi pengelolaannya sendiri juga tidak sehat karena melibatkan militer terlalu jauh ke urusan sipil, apalagi terkait pendidikan di area dan situasi normal, bukan di situasi konflik atau perang," katanya saat dihubungi NU Online, pada Kamis (25/9/2025).


Menurutnya, sudah saatnya MBG dihentikan untuk sementara agar dievaluasi secara menyeluruh dari soal konsep, gagasan, tata kelola, hingga teknis di lapangan.


Subkhan melihat, program MBG juga terkesan berubah menjadi proyek politik yang sarat bagi-bagi kepentingan kepada pendukung pasangan pemenang Pemilu.


"Program MBG ini sekali lagi tidak sehat ketika militer intervensi terlalu jauh," tegasnya.


Ia menekankan bahwa pendidikan merupakan ranah sipil yang semestinya tidak melibatkan militer, kecuali dalam situasi darurat seperti di daerah konflik, misalnya di Papua.


"Tapi ini di daerah yang aman-aman saja, yang justru jadi tidak aman ketika MBG datang dan meracuni anak-anak. Mengapa? Ya, karena yang mengerjakan adalah pihak yang bukan job desk-nya di situ," jelas Subkhan.


Ia menegaskan, keterlibatan militer yang terlalu dalam telah menggeser peluang kerja bagi generasi muda yang membutuhkan lapangan pekerjaan.


Menurut Subkhan, peran militer semestinya tidak merambah ke urusan distribusi makanan sekolah, karena mereka sudah memiliki tugas utama di bidang pertahanan.


"Intervensi terlalu jauh juga tidak sehat bagi sekolah, karena guru di sekolah ada di bawah bayang-bayang militer, jadi tidak berani bersuara, walau mereka jadi bertambah beban kerjanya, yang sangat mungkin mengubah ritme belajar di sekolah karena hadirnya MBG," tegasnya.


Sebelumnya, pemerintah melalui Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari mengakui bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto telah menyebabkan sebanyak 5.000 siswa keracunan program prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG) per-September 2025.


Qodari menyebut bahwa data itu dihimpun dari berbagai Kementerian dan lembaga terkait. Di antaranya Badan Gizi Nasional (BGN) yang mencatat kasus keracunan dengan jumlah penderita 5.080 korban, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 60 kasus dengan 5.207 penderita (data 16 September 2025), dan BPOM 55 kasus dengan 5.320 penderita (data 10 September 2025).


Diketahui, bukan hanya kepemilikan SPPG dari militer, melainkan pelatihan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dilakukan dengan tata cara ala Pendidikan Dasar Militer dan Pelatihan Manajerial. Terakhir dilaksanakan untuk Batch-3 2025 di Lapangan Brigif 1 Marinir, pada 14 April 2025.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang