Nasional

Bernilai Ekonomis, Daur Ulang Sampah Rumah Tangga Perlu Dioptimalkan

Selasa, 6 Desember 2022 | 20:00 WIB

Bernilai Ekonomis, Daur Ulang Sampah Rumah Tangga Perlu Dioptimalkan

Ilustrasi daur ulang sampah.

Jakarta, NU Online
Kondisi sampah nasional semakin hari kian meningkat. Sampah-sampah itu sebagian besar bersumber dari sampah rumah tangga. Sampah-sampah tersebut dapat bernilai ekonomis jika dioptimalkan untuk daur ulang.


Kepala Sub Direktorat Ekonomi Sirkular Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wistinoviani Adnin, mengatakan hal tersebut saat berbicara dalam Forum Grup Discussion (FGD) bertema Peningkatan Recovery Rate Kertas Bekas Nasional yang diinisiasi oleh Ditjen Industri Argo Kementerian LHK, Senin (5/6/2022).


“Salah satu strategi pengurangan sampah selain membatasi penggunaan plastik, pengurangan sampah juga bisa dilakukan dengan melakukan daur ulang pada sampah tersebut,” ungkap Novi, sapaan akrabnya.


Novi memaparkan, komposisi sampah nasional paling banyak adalah berupa sisa makanan (sampah organik), kayu dan ranting, serta kertas dan karton. Sedangkan persentase paling besar adalah sampah plastik dengan jumlah 58,8 persen dari total sampah keseluruhan.


“Sampah plastik kemasan makanan sering kali dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang tidak bernilai, kesadaran masyarakat untuk memilah plastik dari sampah rumah tangga masih rendah, yakni kisaran 22%. Sedangkan tingkat daur ulang sampah plastik Indonesia baru 17%,” ungkapnya.


Padahal, lanjut Novi, potensi sampah nasional yang dapat didaur ulang cukup besar. Timbunan sampah plastik dan kertas setiap tahunnya adalah 19,66 juta ton per tahun, Dari jumlah tersebut, yang sudah dimanfaatkan oleh industri daur ulang baru 46%.


“Dengan metode dan pengelolaan yang tepat, sampah plastik bisa diolah menjadi berbagai hal, seperti dikonversi jadi bahan bakar dan campuran aspal. Bahkan, menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa),” tandasnya.


Sementara itu, potensi menguntungkan lainnya dari daur ulang sampah plastik dapat dilakukan oleh masyarakat atau rumah tangga untuk modal berwirausaha. Adapun sampah plastik tersebut dapat dijadikan bahan baku, produk jadi, serta kerajinan bernilai ekonomi.


“Dimulai dari kesadaran masyarakat di lingkup rumah tangga, selain mengurangi sampah perlu juga memilah dan membedakan jenis sampah, agar sampah non organik dapat dimanfaatkan agar bernilai ekonomi,” tutupnya.


Kontributor: Siti Maulida
Editor: Musthofa Asrori