Dampingi dan Berdayakan UMKM, GP Ansor Luncurkan Sobat Bayar
Rabu, 30 Juni 2021 | 12:30 WIB
Peluncuran Program Pendampingan dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dinamai Sobat Bayar. (Foto: Istimewa)
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor meluncurkan program pendampingan dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dinamai Sobat Bayar. Program ini diluncurkan atas kerja sama yang dilakukan GP Ansor bersama PT Pos Indonesia (Persero) dan PT BNI (Persero) Tbk.
Sobat Bayar adalah bentuk usaha keagenan yang lahir dari kerja sama membentuk sinergi dalam kolaborasi antara GP Ansor, PT Pos Indonesia, dan PT BNI.
Sobat Bayar bertujuan untuk membangun ekonomi rakyat dengan pola kemitraan, melayani masyarakat melalui unit usaha, dan melahirkan lebih banyak enterpreuneur dalam membangun ekonomi.
Sobat Bayar juga hadir dalam bentuk inovasi digital yang terdapat dalam website dan aplikasi. Diharapkan, Indonesia akan bangkit bersama Sobat Bayar sebagai program pemberdayaan dan pendampingan dalam membangun UMKM di seluruh Indonesia.
Ketua Umum PP GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa kerja sama dalam program Sobat Bayar ini sangat penting dilakukan, terutama untuk mengangkat tingkat ekonomi masyarakat yang jatuh akibat pandemi Covid-19.
“Apalagi Ansor yang punya tujuh juta kader se-Indonesia. Mayoritas kader Ansor itu berada di level ekonomi menengah ke bawah. Jadi tugas kami di Ansor ini sebenarnya susah-susah mudah,” tutur Gus Yaqut, di Kantor PP GP Ansor, Rabu (30/6).
Menurutnya, kader Ansor selalu merasa menjadi bagian dari NU masa depan sekaligus masa depan NU. Karena itu, Gus Yaqut memastikan bahwa kader Ansor senantiasa membawa sebuah misi besar untuk menjaga NU bisa tetap eksis ke depan.
Lebih lanjut dijelaskan, NU memiliki tiga pilar utama sebelum didirikan pada 1926. Pertama, Nahdlatul Wathan (kebangkitan bangsa). Kedua, Tashwirul Afkar (kebangkitan pemikiran). Ketiga, Nahdlatut Tujjar (kebangkitan para saudagar).
“Nahdlatul Wathan itu kira-kira sikap kenegaraan, sikap kebangsaan, cinta tanah air. Kebangkitan jiwa kebangsaan. Kalau ditanya seluruh kader Ansor yang tujuh juta itu, dari Sabang sampai Merauke, sikap kebangsaannya sama, sikap keindonesiaannya sama. Jadi tidak perlu ada yang diragukan,” tegas Gus Yaqut.
Kemudian, Tashwirul Afkar. Ditegaskan Gus Yaqut bahwa anak-anak muda di lingkungan NU saat ini sudah mengalami kebangkitan pemikiran. Kini, terdapat sangat banyak anak muda NU yang cerdas atau pintar.
“Banyak anak-anak NU pintar sekarang. Jadi kalau 10-15 tahun lalu mencari sarjana itu susah, tapi sekarang doktor sudah banyak di lingkungan NU. Jadi kalau kita mau cari anak pintar banyak,” jelas Gus Yaqut.
Namun, Nahdlatut Tujjar atau kebangkitan ekonomi para pedagang sebagai pilar ketiga NU, hingga saat ini belum terlihat. Sekalipun ada, belum banyak atau masih sangat minim. Karena itu, kerja sama dengan PT Pos Indonesia dan PT BNI tersebut menjadi momentum untuk membantu kader Ansor.
“Karena memang kalau tidak dibantu ya susah. Ini momentum untuk kami semua, kader di GP Ansor, untuk bangkit. Bangkit dari situasi ekonomi yang memang selama ini susah. Jadi ini tugas yang sangat berat di kepengurusan saya, untuk menjaga kader Ansor-Banser ini tidak terpuruk secara ekonomi,” jelas Gus Yaqut.
Ditegaskan, berbagai terobosan dan langkah inisiatif sudah dilakukan tapi tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Sebab semua upaya yang dilakukan membutuhkan proses, termasuk proses kerja sama yang kemudian dibantu oleh PT Pos Indonesia dan PT BNI.
“Saya terima kasih sekali. Tentu ini juga atas kesediaan dan restu Menteri BUMN (Erick Thohir). Kehadiran Menteri BUMN ini menjadi isyarat bahwa kerja sama antara Pos, BNI, dan Ansor ini direstui. (Program ini) harus berjalan dalam rangka bukan hanya untuk menolong kader Ansor, tapi juga anak negeri ini secara umum,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa pihaknya berperan sebagai penyeimbang. Menurutnya, seluruh korporasi yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN harus sehat dan senantiasa menjadi pelayan yang baik untuk masyarakat.
“Walaupun ada tantangan berat ketika pandemi ini. Karena itu, harus ada perubahan model bisnis. Perubahan model bisnis itu ada dua. Pertama, digitalisasi. Kedua, membangun ekosistem yang sebesar-besarnya bersama rakyat karena menjadi prioritas keseimbangan yang mau kita lakukan,” tegas Erick.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua